Assalamualaikum. Wr. Wb.
Halo. Apa kabar?
Halo. Apa kabar?
Gue hanya ingin meluapkan beberapa hal saja.
Alhamdulillah sekarang gue sudah bekerja (benar-benar bekerja, bukan sekedar freelance sana sini atau bantu orang translate artikel terus dibayar), tapi benar-benar bekerja, dimana gue harus datang ke kantor dari jam tertentu hingga jam tertentu, dan dibayar dengan gaji standar UMR. Alhamdulillah, ada kelegaan ketika gue membayangkan di awal bulan nanti, gue sudah punya uang sendiri untuk membiayai hidup gue, bahkan bisa berbagi dengan orangtua, adik, kakak, saudara... (amiiiin)
Tapi, sekarang masih akhir bulan. Seperti layaknya orang-orang, akhir bulan adalah masa dimana kantong menipis, apalagi gue yang notabene baru memulai pekerjaan ini. Harus rela tidak makan siang dan menggantinya dengan kopi yang bisa bikin gue merasa 'kenyang' demi berhemat. Ditambah lagi, gue masih harus bolak-balik kampus untuk latihan lomba Paduan Suara Penabur 2015.
Iya.
Gue masih aktif di kampus, di Padus lebih tepatnya.
Skripsi? Entahlah. Sudah lupa.
Kuliah yang terbengkalai? Entahlah. Semakin tak ingin menyentuhnya.
Sementara orangtua terus menekan untuk lulus, dan melihat teman-teman bahkan junior satu persatu wisuda membuat beban itu semakin besar di pundak. Beban yang gue terus tekan dan tekan ke dalam sehingga kadang membuat gue merasa sesak di malam hari ketika teringat lagi. Gue punya masalah berbeda dengan orang lain. Gue merasa sangat sulit, ditambah minder, ketika harus bertemu teman kelas baru dan dosen baru. Sudah berapa lama gue mengalami hal ini dan nggak pernah berani mengungkapkannya pada orangtua atau siapapun.
Gue mungkin akan dianggap malas. Tidak apa-apa. Toh hanya sedikit orang-orang di sekitar gue yang memiliki social anxiety seperti gu, jadi mengharapkan orang-orang untuk mengerti hanyalah harapan yang sia-sia. Lagipula tak ada pentingnya mereka mengerti. Bukan urusan mereka juga.
Lalu, apa poinnya gue menulis disini? Tulisan yang jauh dari menginspirasi atau mengandung pelajaran berarti, hanya sekedar luapan hati yang sudah mengotori nurani. Berharap dengan menuliskannya, bisa paling tidak membuat gue lega, membuat sampah pikiran berkurang.
Tapi sepertinya... sama saja. Tak ada bedanya. Tetap berat.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.