Gue tahu kalau hidup ini bukan sekadar kesedihan. Pasti akan ada arus yang membawa kita berputar mengalami jatuh dan bangun. Lalu, bagaimana bisa diri ini terperangkap begitu lama dalam suramnya kesendirian? Padahal ia dikelilingi orang-orang. Gue nggak tahu, apa yang gue cari? Apakah sekeliling itu nyata adanya? Ataukah hanya fana, sehingga meski dekat, tak bisa gue benar-benar merasakannya?
Lalu, orang-orang yang bahagia, bisakah mereka terus berbahagia saja tanpa harus mengomentari kesedihan orang lain? Jika kalian bahagia, baguslah, nikmatilah, tak perlu menyakiti orang lain yang kalian rasa menyedihkan dengan kata-kata kalian. Jika tak berniat menenangkan, maka menjauhlah, tinggalkanlah, biarkan terpuruk sendirian.
Gue pun berusaha. Gue pun mencari. Gue pun bertahan. Gue pun juga ingin meraih kebahagiaan itu. Maka meski gue berbeda, tak perlulah kalian ikut campur, apalagi mengganggu hanya karena sekedar ingin tahu. Gue akan menemukan kebahagiaan, sekarang atau nanti, gue pasti temukan. Meski sekarang mungkin masih jauh, dan gue masih sendirian. Itu lebih baik. Meski gue masih terperangkap dalam kesedihan sendiri, gue akan belajar untuk lebih kuat. Pada akhirnya kita semua akan bahagia.
Tapi, kesedihan juga bukanlah bencana, apalagi kesalahan yang harus ditutupi. Maka biarkan ia mengalir. Dan semoga kesedihan itu akan menjaga gue agar tidak meninggi hati, apalagi merasa lebih baik dari siapapun. Kesedihan itu akan menjadi pintu kebahagiaan, untuk menyadari betapa berharganya ia ketika ia datang nanti.
0 komentar:
Post a Comment