Friday, August 13, 2010

We Are Young... So What?

Most of the young people nowadays always say, "We are young, we are teenagers. We don't do the right things. We will do the right things when we get older. Now, all we wanna do is have fun. It's our freedom. It's our world..."

My question is.... Are you sure you will still be alive tomorrow? Wait, tomorrow is too long. Are you sure you will still be alive TONIGHT? Nggak ada yang tau umur manusia. Kapan kita mati. Hanya karena kita merasa masih muda, bukan berarti kita merasa santai aja melakukan kesalahan terus-menerus. Yeah, making mistakes is part of our lives... but what we're talking about in here are people who are making mistakes over and over and over again and never try to fix themselves.

Intinya, banyak orang yang menunda-nunda melakukan kebaikan karena merasa, mereka masih punya waktu yang panjang untuk hidup. Padahal nggak seorang pun dari kita yang tau kapan kematian akan menjemput. It's okay to enjoy your life in your own way, but keep it in the good way. Wouldn't it feel much better to be able to do great things and beneficial for others while we're young and have our full energy?

Have a nice day!

Monday, August 2, 2010

Mulutku Harimauku

I learned something today... When I'm in a really bad mood, I can stay quiet longer than people thought. Act like I'm cool and only give a fake smile to people.

But, once I open my social media such as Twitter or Plurk... Disanalah gue akan jadi sangat-sangat jujur dalam mengungkapkan isi hati. Baru saja terjadi lagi hari ini. Gue yang sedang dilanda resah dan gelisah karena masalah berjibun jadi lepas kendali and I was like blaming it to everybody. I'M  PATHETIC!

Bukan satu atau dua orang saja yang mungkin hari ini sudah tersinggung dengan komentar dan status sembarangan gue di social media... Haha maaf. This is me, bocah labil yang nggak bisa menahan emosi.

Marah karena rencana yang mungkin akan gagal dan gue menyalahkan orang-orang disekitar dengan egois tanpa memikirkan kepentingan mereka... What a loser you are, Andria!

Dan karena sikap jelek banget yang seperti itu, banyak yang merasa nggak enak, merasa bersalah, dan meminta maaf sama gue. Oh, come on guys. It wasn't your fault. It was me 😞 And yes... Gue baru menyadari hal itu disaat gue selesai melakukan semua kesalahan itu. What a Jerk! 

Well, at least I've found out how to handle these problems. 

NEVER. OPEN. MY. SOCIAL. MEDIA. WHENEVER. I AM. IN. BAD. MOOD!

Jadi, mulai waktu selanjutnya, kalau saya badmood lagi... sebaiknya saya buang HP jauh-jauh. Semoga bisa deh. Amin.

Maaf atas jari yang nggak bisa jaga sikap ini T_T

Friday, July 23, 2010

Tentang Kadep-kadepan Ini...

Actually, I've been busy these days. And most of my time have been spent in Mabit Nurul Fikri. Ahh ada banyak cerita seru sebenarnya, tapi nggak akan cukup satu judul doang *lebih tepatnya.. gue males 😝

Nah, beberapa hari yang lalu diadakan Dauroh Pengajar Mabit Nurul Fikri. Singkatnya, ini pelatihan buat calon pengajar baru untuk generasi Mabit 2011. Otomatis gue yang udah mendaftar harus ikut dan di Dauroh itu jugalah ditentukan struktur pengajar dan jabatan-jabatan baru untuk kepengurusan Mabit 2011. Dan dari situ juga dipilihlah Kepala Departemen (Kadep) untuk masing-masing Departemen di Mabit 2011.

Dan... entah bagaimana... gue dipilih jadi salah satu Kadep itu, yakni Kepala Departemen Linguistik 2011. Yak... Kepala Departemen... Ketua Departemen... Pemimpin Departemen...

WHAT ON EART WAS HAPPENING??? I'M NOT EVEN A GOOD SPEAKER!! AND THEY CHOSE ME AS A LEADER? LEADER? LEADER...???!!!!!!

Okay, that was too much maybe... but seriously, I'm scared. Really really scared.

Gue udah tau dari lama desas-desus gue akan dipilih jadi Kadep, tapi gue pikir that was a joke atau akan ada orang lain yang jauh lebih baik yang bisa dipilih sebagai Kadep. Bukan bermaksud merendahkan diri, tapi gue emang merasa belum cukup baik dari segi sifat, ilmu, sikap, dan akhlak untuk menjadi seorang Kepala Departemen. Apalagi Mabit. Suatu organisasi yang menurut gue termasuk hebat dan penuh orang-orang luar biasa.

Awalnya gue mau menolak terus menerus tawaran itu karena gue merasa takut dengan tanggung jawab yang terlalu besar. Tapi, lalu... Kak Dion, Bang Jaka, Kak Ardi, mereka mengatakan hal-hal yang meruntuhkan iman untuk mundur...

"Kalau kita nggak berani mengambil resiko, kita nggak akan pernah belajar. Kalau kita terus takut, kita nggak akan maju kemana-mana. Percaya deh, banyak yang akan membantu kamu. Kamu hanya harus percaya sama diri kamu sendiri. Jangan egois karena ketakutan kamu. Kamu pasti bisa. Bahkan mungkin tugas Kepemimpinan ini akan membuat kamu belajar dan justru membuat kamu menjadi orang yang lebih baik. Kamu cuma harus percaya sama diri kamu sendiri dan yakin." 

Yah, lalu gue berpikir. Iya ya, apa gue ambil aja tanggung jawab ini. Mungkin gue akan bisa belajar. Gue juga nggak mau egois dan jadi cemen. Yep, that was what I thought.

Tapi lalu ada hal lain juga yang mengganggu gue. 

"An, this is not a movie where you can take a chance bravely and make everything goes well. Lo kira segampang itu? And btw, don't forget... you're such a childish person. Pikiran lo masih dangkal. There is no way to be a leader. At least not now. Lo belum pernah jadi pemimpin dan tiba-tiba dikasih tanggung jawab besar menjadi Kepala Departemen. Itu bukan tugas main-main. Lebih efektif kalau lo belajar dari hal-hal kecil dulu, dan bukannya langsung jadi Kadep."

Yep, gue sangat setuju dgn pikiran itu. Tapi... justru kedua pendapat itu membuat gue bimbang dan berpikir : "Sebenernya apa sih pemimpin itu? Sebenernya apa sih yang harus gue lakukan untuk bisa belajar? Apakah salah kalau gue langsung mengambil langkah dengan menerima jabatan sebagai Kadep, padahal jadi Kakak Asuh aja masih merasa kurang." 

Tapi karena gue udah mengambil keputusan, gue nggak bisa menyesalinya.

TAKUT!

Gue akui itu. Gue merasakan kekhawatiran bahwa diri ini belum cukup punya modal untuk menjadi pemimpin. Tapi, salahkah orang yang nggak punya modal seperti gue berusaha untuk PD dan berani mengambil langkah itu? Ataukah memang benar bahwa gue harusnya menunggu dan belajar pelan-pelan untuk melalui tahap demi tahap suatu perkembangan? Apakah salah kalau gue langsung melompati beberapa tahap perkembangan itu? Tapi, bukankah mungkin dalam proses gue berusaha menjadi Kadep itu nanti, gue akan belajar? Tapi apakah itu yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin? Bukankah pemimpin harusnya adalah orang yang udah siap dari awal dengan segala modal dan kesanggupan? 

Lalu... salahkan kalau orang yang belum cukup mampu seperti gue menjadi pemimpin dan belajar pelan-pelan selagi menjalankan tugas itu? Ataukah sebenarnya pemimpin yang dibutuhkan bukanlah pemimpin yang masih dalam tahap belajar? Ah muter-muter aja terus disitu, An! 😡

Tuesday, June 8, 2010

I Failed... Better

Pengumuman Ujian Masuk Bersama (UMB) baru aja dibuka dan dengan melihat judul postingan ini, kalian sudah pasti tau kan kalau gue sekali lagi GAGAL. Meski secara ajaib dan amat sangat diberkahi, gue berhasil terpilih untuk mendapatkan PMDK UIN Jakarta Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.

Gue sempat merasa cukup puas dan akhirnya nggak mau terlalu usaha buat ujian universitas yang lain karena gue pikir, "Ah, gue udah dapet PTN kok. Universitas yang lain untung-untungan aja deh." 

Yep, pikiran tak membangun ini sudah ada di otak sejak gue dinyatakan lolos PMDK UIN. Gue jadi malas-malasan dan hanya belajar saat di Mabit atau di Nurul Fikri. Saat ngumpul sama para intelektual muda yang masih berjuang memperjuangkan PTN itu. I'm such a loser. Well, at least until my brother came home from Bandung. Gue dengan bangganya pamer bahwa sudah diterima di PTN. Tapi, kakak gue itu malah bertampang biasa banget...

Mas Inu : "Lo mentang-mentang udah dapet UIN terus nggak mau nyoba PTN Favorit yang lain? Gampang puas banget. Perjuangan begitu doang. Kurang berasa feel kemenangannya..." 

Abis dengar kata-katanya itu, gue ngambek karena ngerasa diremehin dan dia nggak bangga sama sekali. Serius deh, di keluarga gue itu mudah untuk membuat Mama dan Papa merasa bangga terhadap anak-anaknya yang lain. Tapi, membuat seorang MAS WISNU bangga itu susahnya MINTA AMPUN!! Cuma sekali gue pernah membuat dia bangga dengan gue: Tahun 2009 lalu saat gue menang Lomba Novel Islami Tingkat Nasional... Dan itu adalah sekali-sekalinya dia cerita ke teman-temannya tentang gue. Adik perempuannya yang baru menjadi juara satu tingkat nasional. Cuma saat itu. Mungkin sebelumnya, teman-teman dia nggak ada yang tau kalau dia punya adik perempuan.

Back to the main story: Mama dan Papa udah senang banget mengetahui anaknya diterima di Universitas Negeri. Sebuah PTN adalah suatu kebanggaan yang susah banget untuk diraih. Makanya gue dan orangtua nggak pernah meremehkan PTN manapun.

Ada benarnya juga kata-kata Mas Inu. Terasa... kurang. Gue merasa nggak cukup pantas mendapatkan PMDK itu karena usaha yang gue lakukan untuk PMDK itu belum maksimal. Dan memang sih, dikelilingi orang-orang yang berlomba-lomba mengejar PTN Favorit membuat gue merasa termotivasi juga untuk bisa mendapatkan PTN Favorit.

Nah, setelah pengumuman SIMAK, gue merasa tertampar ya. Apalagi melihat semangat teman-teman Mabit yang meski udah gagal, mereka sepertinya masih berapi-api demi sebuah PTN Favorit. Dan dari situ, gue udah nggak terlalu males lagi. Gue merasa kalau gue belajar demi UMB, kayaknya masih bisa lolos deh. Kapasitas belajar gue meningkat lumayan banyak dibanding sebelum SIMAK, apalagi setelah mulai Mabit Intensif, gue semangat banget buat selalu nanya dan minta diajarin.

Jadi, kalau kali ini gue gagal lagi, gue nggak terlalu kecewa. Karena setidaknya... kali ini gue gagal lebih baik karena gue mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh dan setidaknya, doa dan belajar untuk UMB juga jauh lebih baik dibanding waktu SIMAK UI. Dan di kesempatan terakhir ini... di SNMPTN untuk meraih PTN Favorit, kalaupun nantinya gue gagal lagi, gue sudah menemukan pikiran positif. Allah SWT akan memberikan gue kampus dan jurusan yang terbaik untuk masa depan gue. Mungkin kalau nanti gue gagal lagi, gue memang ditakdirkan untuk mulai memakai jilbab di UIN dan mungkin itu akan membuat gue menjadi Muslimah yang lebih baik. Mungkin Jurnalistik memang adalah yang terbaik dan paling pas buat gue karena itu Allah nggak mengizinkan gue diterima di PTN lain. Ya, pada akhirnya gue akan tetap bersyukur.

So, I'll keep moving forward dan melakukan yang terbaik yang gue bisa lakukan demi SNMPTN ini. Bismillahirrohmanirrohim... Semoga teman-teman yang lain juga diterima di PTN yang terbaik untuk mereka dan masa depannya 💜

Thursday, May 20, 2010

Mabit Intensive (Stase at Akses UI)

This is not good... this is really not good. I'm getting lazy... 😐

No no no, not because of Mabit Intensive at Stase UI yang baru kemaren gue ikuti. Tapi, justru karena sekarang gue udah berada di rumah. Di surga dunia... and seriously, berada di rumah malah bikin gue males-malesan. Mungkin karena keadaan rumah yang terlalu nyaman sehingga bawaannya bikin mau tidur dan santai terus. 

Ini GAWAT (-_-")

GAWAT... Karena baru dua minggu kemaren gue berubah jadi anak yang rajin banget: sholat lima waktu (yang ini emang wajib sih jadi nggak boleh males 😈), selalu ngerjain Problem Set NF sampai abis, berkali-kali minta ajarin teman materi yang gue belum ngerti, dan terus begitu. Dua minggu kemarin selama liburan, waktu bener-bener nggak terbuang sia-sia. Yah, mungkin karena gue ikut Mabit Intensive kali ya, hehe. I've told you before about it, right? Pokoknya, minggu kemarin jadwal gue nginep di Nurul Fikri Mampang. Dan tanpa pengawasan kakak pengajar mabit. Dengan kata lain, kita dilatih buat belajar bertanggung jawab menjaga NF dan belajar mendisiplinkan diri sendiri *asek... 

Di NF Mampang, karena nggak ada TV dan hiburan remaja lainnya selain teman-teman Aroma, maka nggak mungkin kan kita cuma ngabisin waktu dengan malas-malasan doang. Dan lagipula kita harus menyelesaikan level-level di Buku Ketentuan Mabit Intensive. Jadi, kita dipaksa untuk rajin. Plus, kita semua para Mabiters juga ingat bahwa UMB (Ujian Masuk Bersama) makin dekat. Kita harus belajar dan saling mengajari 😉

Nah, minggu ini, Aroma dapat Stase (nginep) di Akses Universitas Indonesia. Intinya, kita nggak boleh ikut les di NF Mampang, melainkan NF Akses yang letaknya dekat Fakultas Teknik UI. Para kakak Mabit udah menyewa sebuah rumah buat Aroma dan Ronceng (rombongan C yang satu Stase dengan kita) di dalam UI itu. UI itu luas, dan ada perumahan juga di dalamnya. Kita menginap disana.. tapi di kampung-kampungnya. Dan rumah itu benar-benar KOSONG MELOMPONG. Rumah sederhana yang bagus, tapi tanpa perabotan. Kita harus bawa selimut dan bantal sendiri kalau mau nyaman. Gue pribadi sih nggak bawa benda-benda itu. Cuma baju, buku-buku, dan peralatan mandi. Itu aja udah bikin satu tas Hellorwin penuh dan berat. Jadi, alas tidurnya numpang sama yang lain (nggak mau susah nih begini).

Berhubung di Kontrakan itu nggak ada TV dll, kita semua jadi nggak punya hal lain untuk dilakukan selain belajar. Well, emang tujuan kita dikirim ke UI bukan buat piknik, tapi belajar bertanggung jawab dan mandiri, hehe. Tapi berhubung semua pada bawa HP, kita masih bisa Internetan. Tapi, sepertinya kapasitas Internetan gue dan Maya (temen Mabit yang aneh banget tapi kocak) sedikit berlebihan. Di hari pertama, kita jadi rada malas gitu... tapi, alhamdulillah diingatkan oleh kakak Mabit yang baik hati. Dan kita pun memutuskan untuk nggak Internetan sampai UMB selesai (this is really hard for me... but I have no choice (>_<))

Yah, alhamdulillah sih karena aturan itu, gue jadi punya banyak waktu buat minta diajarin teman-teman dan hasilnya, gue merasa otak sedikit... emm... terisi 😆 Tapi buat Matematika, my brain really won't work with me. Nggak ngerti sama sekali meski dijelasin berkali-kali jugaaaa *stupid stupid stupid* tapi yaudah deh. Semoga lima pelajaran lainnya bisa menolong (amieeen)

Btw, di Mabit Intesif, gue terbiasa bangun duluan daripada matahari lho karena kita sholat shubuh berjamaah dan nggak tidur lagi setelahnyaaa... and that really makes me feel even more fresh. Padahal tidurnya cuma dua atau malah satu jam sehari. Apalagi dengan insomnia ini, yang lain udah molor jam satu malem, gue baru molor jam tiga atau kadang setengah jam sebelum adzan shubuh *zombiiiiieeeeeee* 

Btw, mau share beberapa foto di Stase UI :D



Nah, setelah gue terbiasa banget dengan rutinitas dan kebiasaan itu, ketika akhirnya gue pulang ke rumah, kok jadi males lagi, ya? Apa karena kasur di kamar terlalu empuk dan adem, jadi gue bisa tidur 10 jam sehari?? Atau karena internet dan TV dengan channel ratusan ada di rumah? Wow, kenyamanan seperti itu benar-benar nggak terlalu membawa pengaruh baik ternyata 😞

Friday, May 7, 2010

Liburan = Mabit Intensif 2010

Hello...

How's everybody doing? So far... I'm still alive and now I'm on holiday.
Kayaknya asik banget ya... Holiday = senang-senang, leha-leha, tidur setelat mungkin, bangun pun sesiang mungkin. Just do something fun. Haha.. sayangnya,  

That's not happening to me!!

Ya ya ya... Gue memang sedang dalam liburan panjang karena sudah lulus Ujian Nasional dan nggak ada kewajiban lagi untuk datang ke sekolah selain untuk cap 3 jari buat ijazah dan semacamnya. Tapi, ternyata aktivitas di liburan ini justru meningkat 3 kali lipat dari waktu gue masih sekolah. Dan semua itu dikarenakan... Mabit Intensif dimulai.

NO NO NO... It doesn't mean I hate Mabit Intensive. I love it. It's fun and it gives me so many things to learn to be a better and better and better person than I am now. And it also helps to force me to open my book and read it. It forces me to study for SNMPTN and UMB. But I just... sometimes... can't stand the routines and the schedules yang super super padat dan melelahkan itu. I've told you guys before that I'm the kind of girl who loves doing nothing. Which means... Gue yang dulu *dan sampai sekarang juga masih* adalah orang yang lebih suka santai, baca buku yang lama, tidur yang lama, makan, nonton TV, kalaupun main juga palingan sebentar. Belajar aja hanya sekedarnya. Nunggu mood dateng. Nggak munafik dan nggak mau sombong (apanya yang disombongin?)... but that's me -_-

Dan Mabit Intensif ini dilakukan sepanjang bulan Mei. Bahkan di hari ulang tahun gue pun, gue nggak akan bisa merayakannya karena pada hari itu, gue juga Mabit. Dan tugas juga udah sebanyak-banyak apaan tauk deh sampe otak panas. Well, it's good actually 'cause I can do something useful than just laying on bed or sitting all day long in front of computer. And I could get to know my Mabit friends better. Mabit Intensif is a good thing of course... but such a weak person like me... sometimes feels like... I CAN'T STAND IT. I'm so sad about myself for being so uncool 😞

Gimana ya... justru di bulan Mei ini... teman-teman sekolah mengadakan berbagai acara seru untuk menikmati liburan. Tapi nggak satupun dari acara itu yang bisa gue ikuti. Well, semoga aja ini semua bisa menghasilkan hal yang baik di akhir. Seperti kata pepatah,

Bersakit-sakit dahulu... bersenang-senang kemudian. 

Gue harap semua ini bisa memberikan hasil yang memuaskan. So... I'll try to keep moving forward and get myself used to these routines. Wish me luck and can do all the best that I can. Bismillahirrohmanirrohim...

Monday, April 26, 2010

Mengenang SMA :')

Gue sudah dinyatakan lulus dari SMA Muhammadiyah 4 dengan nilai yang nggak malu-maluin. Dan gue juga sudah diterima Perguruan Tinggi Negeri Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta untuk kuliah. Alhamdulillah!! Rasanya... hidup terasa ringan banget. Semuanya sudah berlalu... masa-masa ujian, masa-masa belajar demi meraih kampus impian, semuanya... selesai *oke, ini kesannya kayak udah mau mati*

Gimana ya... Gue merasa puas karena pintu menuju masa depan bagi gue udah terbuka. Gue hanya tinggal masuk dan mulai menjalani kehidupan baru yang disebut kuliah. Tapi, gue juga merasa berat banget ninggalin SMA. Gue sering dengar kata-kata ini, "Masa SMA adalah masa terindah dalam hidup manusia..." 

Gue nggak tau siapa yang bilang, tapi kata-kata itu jelas sangat benar dalam kehidupan gue (sejauh yang pernah gue alami, entah kuliah nanti). Gue mengalami berbagai hal di SMA yang nggak mungkin dilupakan tapi nggak bisa juga diceritakan satu persatu.

Di SMA Muhammadiyah 4, gue mengenal berbagai macam karakter. Gue belajar banyak hal dari orang-orang itu. Padahal mungkin mereka nggak sadar kalau mereka udah memberikan banyak pelajatan buat gue. Mereka membuat gue mempunyai pandangan baru. Membuat cara berpikir gue lebih terbuka dan nggak sembarangan menilai dan menghakimi seseorang dari luarnya aja.

SMA Muhammadiyah 4... awalnya bukan SMA yang gue inginkan. Dulu, gue malah pengin cepet-cepet keluar dari sekolah ini, tapi sekarang saat masa-masa SMA itu udah hampir selesai, gue malah berharap punya mesin waktu untuk memutar hari dan mengembalikan gue ke masa-masa sebelumnya. 

Sekolah yang dulu gue caci maki, gue remehkan, dan kita ejek bareng-bareng ini ternyata meninggalkan kesan yang dalam banget buat gue *nahan ingus dan air mata*! Saat udah mau selesai kayak gini, rasa sayang gue terhadap sekolah dan teman-teman justru naik dua kali lipat. 

Okelah... mau sharing foto-foto dengan seragam dulu deh :)

 
 

Begitulah, sedikit dari bejibun foto kenangan yang nggak mungkin dimasukin semuanya ke blog. Well, all I can say is... I'll miss high school a lot. Setelah ini, kita semua udah menentukan jalan masing-masing untuk ditempuh menuju masa depan. Dan hidup akan terus berjalan. Kita mau minta kayak apa juga waktu nggak akan berputar kembali... yang kita bisa lakukan hanya menyimpan kenangannya di dalam hati. Dan suatu hari nanti saat kita bertemu lagi dengan teman-teman SMA... kita bisa ketawa sama-sama mengingat masa-masa terindah itu.

Btw, gue masih harus mengurus ijazah dan semacamnya juga sih, jadi masih bisa ke sekolah dan ketemu teman-teman, hehe. Pesan gue cuma satu, nikmati setiap detik dalam hidup karena suatu saat hal itu akan menjadi kenangan manis yang pasti akan kita rindukan.

"High School Musical... who says we have to let it go. It's the best part we've ever known... step into the future. We'll hold on to it." 

Someday we'll be looking back... memories that we have... the best of time 💜