Gue nggak suka saat orang lain menyebarkan energi negatif dengan marah-marah di social media, apalagi sekarang ini sosmed udah jadi semacam buku laporan harian setiap orang, kan. Emang sih, dunia maya itu erat dengan freedom of speech, tapi semakin kesini, gue malah merasa hal itu membuat orang jadi kelihatan nggak punya etika berbicara. Apalagi kalau udah mencela-cela orang lain di sosmed.... Kalau kita nggak suka dengan orang tersebut, ya nggak usah ngajak-ngajak orang lain buat nggak suka juga. Kalau marah, jangan ajak orang lain ikutan marah. Kasihan kan, orang-orang innocent itu jadi kecipratan dosa juga.
Lucunya lagi, orang yang sibuk menjelekkan orang lain tersebut sebenarnya sedang melihat refleksi dirinya sendiri yang terpancar di orang lain, tapi dia sendiri nggak sadar dan nggak mau mengubah dirinya. Dude, before you judge others, look first in the mirror and ask yourself: do you know what they have been through? Have you been good enough?
Pernah dengar kata-kata pamungkas Umar Bin Khattab?
"Saat kita hendak mencela orang lain, maka cela diri kita terlebih dahulu karena cela kita lebih banyak dari orang tersebut."
Daripada menyebarkan kekesalan, kenapa kita nggak mencoba memaafkan dan melihat lebih dalam lagi, kenapa kita bisa sebegitu terganggunya dengan sikap orang lain? Dan kenapa juga kita mempertahankan rasa kesal yang nggak ada manfaatnya itu? Lebih bermanfaat kalau kita memikirkan masalah di sekitar kita yang bisa kita bantu selesaikan, bukan?
Maaf ya, jadi ikutan menyebar kekesalan juga, haha. Bingung gimana mau mengungkapkannya. Saat ini banyak masalah yang benar-benar membuat jiwa dan raga tidak lagi fokus di tempat seharusnya. Kuliah, PSM, KKN... Semua itu cuma seperti awan-awan tidak jelas di atas kepala, ditambah harus terkena energi negatif dari orang-orang sekitar setiap hari. Mau meledak rasanya, kalau seandainya nggak ingat masih punya Allah, mungkin gue udah memutuskan untuk aneh-aneh. Astaghfirullah....
So, be careful with your words, folks. It's sharper than a sword, and remember that you have to take responsibility for everything you say and you do later.
0 komentar:
Post a Comment