Wednesday, September 29, 2010

Day #7 The Gratitude Feeling


Masa kecil, adalah masa-masa yang paling menyenangkan. Semua hal terasa begitu menarik. Rasa ingin tahu membuncah setiap melihat hal-hal baru. Aku ingat. Dulu, hanya sebuah tawaran untuk dibelikan es krim dari Mama saja sudah membuat diri ini lompat-lompat bahagia. Seolah es krim itu adalah sesuatu yang sangat langka. Atau mungkin karena memang dulu jarang membeli es krim sehingga itu menjadi sesuatu yang menarik bagi.

Delman yang mondar mandir di depan rumah setiap sore itu selalu membuat aku kagum. Apalagi kalau sudah diizinkan naik Delman itu keliling kampung, aku akan senang bukan kepalang.

Setiap sore aku bersemangat menunggu tukang jamu langganan. Rasanya kalau sehari saja nggak minum jamu, ada yang kurang lengkap.

Aku begitu penasaran dengan apa yang ada di dalam tong air di atap genteng rumah. Lalu dengan penasaran, aku panjat tangga rumah hanya untuk mengintip sedikit isinya. Dan jika berhasil tau, aku akan teriak-teriak, senang bukan kepalang.

Aku selalu memanjat tiang kotak pos di depan rumah hanya untuk melihat apakah ada surat yang datang. Padahal setiap hari kotak itu kosong, tapi rasa penasaran itu tetap saja ada dan entah kenapa, selalu ada kepuasan setelah berhasil mengintip ke dalam kotak pos itu.

Aku ingat. Betapa sebuah Roller Coaster yang ada di Dufan begitu membuat kagum. Aku bahkan pernah berdiri untuk waktu yang cukup lama sampai nggak sadar kalau semua rombongan TK sudah berjalan entah kemana meninggalkan aku yang waktu itu masih 5 tahun, hanya karena keasyikan menikmati gerakan Roller Coaster itu, sekaligus menahan-nahan rasa penasaran yang ingin merasakan bagaimana rasanya naik wahana itu.

Aku menjelajahi kebun-kebun dan hutan-hutan kecil di Depok bersama sepupu hanya untuk merasakan sensasi berpetualang seperti di Petualangan Sherina. Lalu kami tersasar, tapi tak merasa takut sedikitpun, dan justru bersemangat untuk mengetahui tempat-tempat baru (dan untungnya berhasil pulang).

Ada banyak hal yang membuatku sangat terkagum-kagum saat masih kecil. Hampir semua hal membuat penasaran. Dan aku nggak pernah ragu atau malas untuk mencari tahu tentang hal itu. Sangat berbeda dengan sekarang. Semua hal entah kenapa terasa biasa. Tak ada lagi rasa berdebu-debu karena sesuatu. Mungkin karena sudah tumbuh lebih dewasa dan mengerti kehidupan. Tapi, hal itu agak menyebalkan juga ya. Rasanya seperti hidup tanpa emosi. Kemana semua rasa penasaran itu? Rasa ingin tahu itu? Kebahagiaan karena hal-hal sederhana itu? Menguap. Entah kemana. 

Mungkin karena kita sebagai manusia, atau aku sebagai manusia, akhir-akhir ini kurang merasa bersyukur. Dan ini gawat karena manusia tanpa rasa bersyukur, tak akan pernah puas. Dan sekarang, pelan-pelan, aku mulai belajar untuk lebih menikmati hal-hal kecil yang aku terima. Pelan-pelan, rasa penasaran itu kembali. Dan aku mulai lebih merasakan emosi dan kesenangan dalam hidup. Seperti kata seorang teman,

"You will always be happy in your entire life as long as you keep the sense of gratitude in your heart." - Asriana S. Septari

Dengan selalu merasa bersyukur akan hal-hal kecil aja, kita akan selalu merasa senang karena sesungguhnya, hal sekecil apapun di dunia ini, adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. Dan sesungguhnya, kita tahu bahwa Dia tak pernah memberi kita hal kecil karena dibalik hal yang terlihat kecil itu pasti ada sesuatu yang sangat berharga, jika kita selalu bersyukur.

Monday, September 27, 2010

Day #6 Jangan Sia-Siakan Mereka

Heran. Itu yang gue pikirkan setiap kali melihat sepasang kekasih saling ribut karena hal kecil. For example. Sebenarnya apa alasan mereka berpacaran? Karena saling suka, bukan? Lalu, apa rasa suka mereka hanya sebesar.

Teman gue pernah bilang begini ke gue “Bukankah saling mengetahui bahwa kalian saling mencintai itu sudah lebih dari cukup? Telpon dan SMS itu hanyalah bonus.” –Novi Indriyani.

Dan gue merasa bahwa hal itu benar adanya. Oke, kita mungkin butuh diperhatikan. Kita mungkin kangen. Tapi jangan sampai hal-hal seperti itu membuat kita jadi nggak menghargai orang yang kita sayangi.

Kalau melihat keluar sana, ada banyak orang-orang yang hanya bisa memperhatikan. Tak pernah memiliki kesempatan untuk, paling tidak, memberitahukan perasaan mereka yang sebenarnya.

Jangan sia-siakan mereka yang sudah menjadi milik kalian. Jangan biarkan hal sekecil apapun merusaknya. Jagalah baik-baik. Karena untuk memiliki kesempatan bersama orang yang kita cintai, adalah kesempatan yang belum tentu dimiliki orang lain.

Sunday, September 26, 2010

Day #5 Inspirasi Buntu

Sepertinya ada yang salah dengan otak gue. Ataukah ada yang salah dengan hati gue? Berbeda dengan dulu, hanya dengan kertas dan pena saja, gue bisa menulis banyak hal dalam sehari. Tapi sekarang, nihil. Untuk memulainya saja terasa sangat sulit. Duduk berjam-jam di depan komputer juga tak mengubah apa-apa. Buntu. Seolah tak ada celah untuk inspirasi masuk sedikit. Meski sedikit saja. Seperti tak merasakan emosi lagi. Menyedihkan. Sepertinya benar. Gue harus lebih melatih diri. Mungkin karena sudah lama tidak menulis secara rutin lagi.

Membaca. Hal itu juga sudah jarang gue lakukan. Cih. Masih berani menyebut diri sebagai penulis? Penulis gagal iya. Sepertinya, sudah waktunya gue bangkit. Sebelum benar-benar menjadi gagal sepenuhnya.

Saturday, September 25, 2010

Day #4 Mulai dari Hal Sederhana

"Don't you know that you have the power to change the world? They said you're just a kid. They said you're weak. I said wrong. You do have the power to change the world, because you have friends.." 
- Miley Cyrus

Hey. Kita selamatkan bumi sama-sama yuk!

Kita semua tahu kan, kalau pemanasan global sudah menyebabkan bumi kita tercinta ini sakit. Dan semua itu juga gara-gara kita yang nggak pernah bersyukur diberikan tempat seindah bumi untuk dijadikan tempat tinggal. Kita nggak sadar, kita lupa, kalau bumi juga perlu perhatian. Selama ini, bumi sudah memberikan kita berbagai kebutuhan hidup, tapi dengan cueknya kita membakar hutannya, menodai sungainya, mengotori laut dan langitnya, dan banyak hal lain yang telah kita lakukan sehingga sekarang bumi menjadi tak seindah dulu. Bencana alam dimana-mana. Perubahan cuaca yang tidak normal, dan banyak lagi hal yang menunjukkan kalau bumi itu marah. Saatnya kita untuk meminta maaf dan memberi perhatian lebih kepada si Bumi supaya cepat sembuh. Kita pasti bisa kok asal bersama 💜

Ruined Earth by Pechinga on DevianArt

Kalau kita tak bisa melakukan hal besar sekaligus untuk menolong bumi tercinta, mulailah dari hal yg sangat sederhana:

1. Jangan menggunakan listrik untuk penerangan atau peralatan kecuali jika anda benar-benar sedang menggunakannya, jika tidak menggunakannya, matikanlah.

2. Tanamlah tanaman sebanyak mungkin di kebun anda untuk mengurangi karbon dioksida. Sudah terlalu banyak hutan yang dibakar karena keserakahan manusia, pohon ditebang demi membuat jalan. Ayo, kita tumbuhkan lagi pohon-pohon itu. Satu daun saja sudah mengandung oksigen lho. Bayangkan kalau satu pohon, ada seribu daun?

3. Jangan buang sampah sembarangan dan jangan membuang sesuatu yang dapat di daur ulang, seperti kaleng aluminium dan kertas. Simpan dan berikan pemulung untuk dijual kembali. Nah, ini penting banget nih. Tahan diri untuk nggak membuang sampah sembarangan? Kenapa pada suka banget buang sampah di selokan atau sungai? Bikin mampet dan banjir. Nanti kalau banjir yang rugi siapa? Anda sendiri kan. Hampir semua sampah bisa didaur ulang. Kita sebagai sesama warga bumi, harus membantu. Mudah kan, tinggal membuang sampah ke tempatnya saja

4. Bawalah tas sendiri jika hendak berbelanja yang terbuat dari kain atau kanvas untuk mengurangi produk plastik. Kalau nggak begitu, akan banyak banget plastik yang terbuang sia-sia. Masa benda sekecil deodoran aja harus diplastikin? Mending ditaruh tas deh. Begitu juga dengan belanjaan-belanjaan lainnya.

5. Jangan berlebihan dalam berkendaraan. Mentang-mentang satu rumah ada lima anggota keluarga. Lalu punya lima mobil. Lalu setiap hari semua mobilnya keluar. Memang lebih nyaman kalau harus kemana-mana dengan kendaraan sendiri. Tapi kenyamanan itu akan hilang saat bumi kita rusak gara-gara banyaknya polusi udara yang dikeluarkan kendaraan-kendaraan ini. Sudah ada Transjakarta, Commuter Line, Taksi, Bus dimana-mana. Kalau nggak darurat, lebih baik menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan, sekaligus berbagi rezeki dengan para angkutan umum. Bumi selamat, beramal pula. Double points. Atau biar sehat sekalian, naik sepeda. Sekalian olahraga, sekalian menyelamatkan bumi 😇

Nah, hal-hal di atas adalah hal-hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi. Kalau kita melakukannya bersama-sama, maka hal sederhana itu bisa menimbulkan pertolongan besar. Nggak sulit bukan.


Ayo, kita selamatkan bumi. Ajak temanmu juga 😎

Wednesday, September 22, 2010

Day #3 About Us

This post is dedicated to you. Yeah, you, even though I know you will never read this post. Never.

We met. We introduced ourselves to each other. We talked a lot. We shared everything. A long-distance separates us. But I don't care. I love you. I don't know why. I felt really happy when you called me using that 'nickname'. I felt really happy when you attacked me with a lot of PING or BUZZ on BBM Messenger. I felt really happy when we finally met again, and you smiled. And I smiled. And we both smiled in embarrassment. I love the awkwardness between us. I love our laughter. I love our jokes. I love our time. I love you. That's it. I never want to ask for more. Never.

When you finally had a girlfriend, I still loved you, but our laughter was not as loud as it used to be. We don't talk anymore. I'm walking away. But it doesn't mean I don't care! I realized that my presence in your life would only hurt someone else. Someone who also loves you just like me. And I don't want to compare my feeling with hers.

This is not a goodbye nor the end of our friendship. I just need time to recover from my broken heart. May you always be happy, Mr. Wordless.

Mr. Wordless send me this at the last moment we talk.
Beautiful view in his hometown. Thank you.

Day #2 Mengenai Galau

Sakura Haruno from Naruto

Galau. Mungkin adalah salah satu hal paling menyebalkan selain menunggu dan dibohongi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh gue sendiri (melalui metode penelitian yang paling ampuh yaitu dengan mengalaminya sendiri) galau sering kali muncul dikarenakan rasa kangen yang besar. Benar-benar besar #teoringasal.

Waktu galau sendiri menurut Dr. Raditya Dika adalah saat malam tiba. Yang lebih menyebalkan lagi, galau adalah penyakit yang menyerang semua kalangan manusia. Terutama manusia yang dilanda kasmaran. Orang yang sedang dilanda kasmaran, biasanya akan mengalami rasa kangen yang berlebihan terhadap seseorang yang ditaksirnya. Lalu di saat-saat itulah dia akan galau.

Meski gue bilang kalau galau adalah hal yang paling menyebalkan, tapi faktanya, kebanyakan orang justru suka untuk terlarut-larut di dalam perasaan ini. Perasaan sedih, kangen, bimbang, bertanya-tanya, yang bercampur satu, menimbulkan sensasi unik yang membuat beberapa orang kecanduan untuk terus bergalau ria. Apalagi kalau mereka punya Twitter, Facebook, atau Sosial Media lainnya untuk menulis isi hati, maka kegalauan mereka akan semakin besar. Si Galau akan membuat penderitanya saling berlomba-lomba menyampaikan isi hatinya di Sosmed. Hal ini dikarenakan, mereka para penderita galau, ingin dunia tau kegalauan mereka. Lebih lebih lagi, mereka ingin orang yang menyebabkan kegalauan itu, membaca tulisan mereka dengan harapan "Siapa tahu abis baca status gue, dia langsung sadar terus nembak gue." >> ini fakta.

Pada saat galau, seseorang yang bukan penulis pun bisa menciptakan kata-kata puitis yang indah. Apalagi kalau didekatnya mengalun lagu-lagu sedih, maka semakin liarlah imajinasi mereka. Ditambah lagi kalau hujan turun, di malam hari yang sepi, di antara musik-musik sendu melayu (nggak mesti melayu juga sih), maka si Galau ini akan makin menjadi-jadi. Semakin malam, semakin liarlah si Galau itu.

Sebenarnya ada cara untuk terlepas dari perasaan galau, yaitu dengan berusaha mencari kesibukan dan bukannya berdiam diri. Tapi seperti yang gue bilang, kebanyakan orang membenci, tetapi juga menikmati perasaan galau itu. Dan justru dengan sengaja memutar lagu sendu untuk memancing air mata mereka. Dan mungkin karena saat galau adalah saat dimana kita paling mengingat orang-orang yang berharga bagi kita, sehingga kita sengaja tidak ingin terlepas dari perasaan itu. Meski kita telah bertekad untuk "Forget it and Move on" sekalipun, tetap saja, perasaan itu akan datang lagi dan lagi kepada kita. 

Tuesday, September 21, 2010

Day #1 A Father

"Sepasang burung itu lalu menutup sarangnya dengan selembar daun untuk melindungi anak-anak mereka. Setelah itu mereka ikut masuk ke sarang dan saling menghangatkan diri." - Papa

Gue masih sangat ingat cerita itu. Terakhir kali Papa mendongeng kisah keluarga burung ini adalah saat gue berumur 10 tahun. Lalu ia akan menyelimuti gue, Mas Inu, dan De Nanda, setelah sebelumnya memberikan kami botol berisi susu sebelum tidur *yep, gue masih ngedot sampai umur 10 tahun* kemudian dia akan tidur disamping kita seperti ayah burung yang diceritakannya.

Setiap hari, kita bertiga tidak bosan untuk meminta pengulangan cerita keluarga burung itu. Kadang Papa juga menceritakan kisah anak kecil yang tubuhnya sebesar jempol, lalu hidup di dalam batok kelapa. Katanya, saat ia kecil, Mbah Putri Blitar, ibunya Papa, juga menceritakan kisah itu kepadanya sebelum tidur.

Setiap pagi, kita bertiga dan Mama selalu mengeluh tentang banyak hal. Kadang, kita mengeluhkan tentang Papa. Kita melupakan banyak hal yang ia lakukan dan hanya terus mengeluh. Dengan sikap buruk kami yang seperti itu, ia bahkan masih menciptakan lagu cinta untuk keluarga kecilnya yang kurang bersyukur ini.

As a father, he might be not the best. But as my father, he is beyond incredible.