Wednesday, November 21, 2018

Magang di AIPA

Can you believe that 2018 is almost over? Ya Allah, udah membuat pencapaian apa aja ya tahun ini? Kok tau-tau udah hampir akhir November aja 😅

Hallo, apa kabar? Sudah lama nggak curhat disini, padahal dulu kalau ada apa-apa pasti larinya kesini. Semakin dewasa, semua semakin fokus dengan hidupnya sendiri. Bukan berarti itu hal yang negatif ya, justru semakin gue semakin memaklumi dan memahami orang-orang yang memutuskan fokus pada dirinya sendiri. Tingkat masalah, beban, depresi, dan stress kita semakin tinggi, dan yang menanggung semua itu adalah diri kita masing-masing dan kita nggak bisa selalu mengharapkan bantuan orang lain, apalagi kalau lo introvert akut kayak gue. Jangankan minta bantuan orang lain, menyapa "HAI" aja semakin tua semakin deg-degan rasanya, padahal muda dulu gue orangnya cukup agresif lho sampe bisa 3 tahun chatting sama stranger dan jatuh cinta, wkwk. Moonmaap ini kenapa jadi kesini sih, Den? Move on apa move on *efek nulis sambil dengerin OST Dilan 1990 💔  

Hmmm... pembukaannya jadi lebih panjang dan ngelantur dari yang gue rencanakan. Oke, kembali ke pencapaian 2018 yang hampir berakhir ini, selain keberhasilan gue mencapai wisuda setelah bertahun-tahun ngaret, akhirnya gue berhasil keluar dari zona nyaman gue dengan mengambil magang di AIPA Secretariat. Sejujurnya, sebelum di AIPA, gue beberapa kali nggak datang panggilan Interview kerja karena merasa takut ketemu orang. Seriusan. Di otak gue itu bayangannya seolah pas Interview, mereka akan menilai gue habis-habisan dan gue akan gagal karna nggak memenuhi syarat dll, padahal belum mencoba, udah overthinking duluan. Sedih 😢 

Gue apply magang di AIPA ini atas rekomendasi kakak gue yang bekerja di NGO (Non-Government Organisation) dan kebetulan persyaratannya sesuai dengan gue. Ya udah, iseng apply dan ternyata dipanggi Interview. Seperti biasa, penyakit overthinking nya muncul, tapi kali ini nggak bisa kabur karena diawasi kakak gue yang sepertinya sangat suportif (baca: maksa) dengan pilihan ini. Datanglah gue ke kantor AIPA yang ternyata letaknya satu wilayah dengan Gedung DPR-MPR RI. 


Gue cukup kaget dan merasa terintimidasi hanya dengan melihat lokasi gedungnya aja karena gue cuma baca kalau posisi kantor nya di Gedung Nusantara III. Ternyata Gedung Nusantara III itu bagian dari Gedung DPR-MPR RI. Tegang banget gue ketika masuk dari pintu gerbangnya dan menelusuri jalan masuk ke dalam yang lumayan jauh menuju AIPA, apalagi sistem keamanannya ketat. Tiap masuk pintu, ada security yang memeriksa tas mereka yang bukan pegawai. Makin deg-degan laaah...

Proses Interview nggak setegang yang gue bayangkan. Sejujurnya, gue merasa akan gagal sih karena ketika interview, gue entah sadar atau enggak memberitahu mereka kalau gue Introvert ketika mereka menanyakan kelemahan gue apa. Lalu mbak Ajeng, salah satu yang interview gue bilang, "Introvert itu bukan kelemahan kok." Gue paham sih, tapi gue ngerasa gue memberikan bad impression dengan jawaban itu. Ditambah lagi ketika test desain grafis, gue nggak bisa menyelesaikannya on time karena laptop pinjaman gue nggak berfungsi, dan gue terpaksa meminta mereka mengizinkan gue mengerjakannya di rumah dan mengirim hasilnya ke mereka. Setelah semua proses itu, gue udah nggak terlalu berharap akan diterima magang, tapi beberapa hari kemudian gue dapat email yang menyatakan gue diterima. Jadi sejak tanggal 5 November 2018 lalu, gue sudah mulai magang di AIPA Secretariat dan meninggalkan rutinitas bangun sesukanya di rumah. Alhamdulillah, jangan? 😆

AIPA itu adalah kepanjangan dari ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), organisasi parlemen yang berfungsi sebagai pusat komunikasi dan informasi di antara Anggota Parlemen, yaitu 10 negara ASEAN. Detailnya bisa dibaca di sini. Gue sendiri masuk ke Departemen ICT (Information, Communication, and Technology) dan bertanggung jawab membuat konten media sosial AIPA beserta desain grafis yang mewakilinya. Ada 3 orang lagi di Tim ICT, namanya mbak Ajeng, mas Reski, dan mas Efran. Konten yang kita buat adalah segala sesuatu tentang negara-negara ASEAN. Antara sulit dan nggak sulit, sih karena tema per-hari nya udah ada, tinggal research aja dan membuat tulisan singkat padat jelas mengenai tema itu. Tapi, dikarenakan udah lama banget nggak nulis, gue cukup banyak melakukan kesalahan di tugas-tugas awal gue. 😌

Bagian tersulitnya bagi gue adalah membuat desain grafis yang mewakili kontennya. Memang sih, gue sempat belajar ilmu desain grafis Adobe Photoshop, tapi itu 3 tahun lalu ketika gue masih bekerja di Zaskia Sungkar Jakarta, itupun otodidak dan masih banyak skill-skill yang belum gue kuasai, sedangkan sejak berhenti, jarang banget tangan ini melakukan desain-desain itu kecuali untuk bikin fanart anime yang gayanya beda jauh dengan standar desain grafis AIPA 😅 Gue juga jadi menyadari sifat-sifat dalam diri gue yang mungkin sudah gue ketahui, tapi baru gue sungguh sadari ketika gue mulai bekerja di AIPA. Ketika membuat desain grafis, otak gue sangat mudah terdistraksi dari satu ide ke ide berikutnya, dan gue bisa menghabiskan berjam-jam bergulat dengan ide-ide itu aja sambil kebingungan karena nggak paham teori membuatnya di Adobe Photoshop. Atau paham, tapi nggak sepenuhnya sehingga hasil yang gue buat masih jauh dari yang ada di bayangan gue. Tugas-tugas itu sempat membuat gue stress banget karena berbagai revisi dan kritik selalu membuat gue merasa, "I'm not good enough for this job", padahal nggak jarang juga mereka memuji, tapi yang terngiang-ngiang di telinga gue cuma revisinya dan kritiknya. Duh, kurang-kurangin napa, Den.

Hal lain yang gue sadari dan cukup membuat gue terkejut adalah ketika gue dengan mudah bisa mengobrol dengan ibu Nyoman di hari pertama kerja, salah satu pegawai AIPA Secretariat yang senior, usianya udah mendekati usia nyokab gue. Gue yang butuh 3 tahun mengingat wajah seluruh teman sekelas gue ini waktu kuliah 😅 Beliau sangat ekstrovert tapi juga lugu dan polos, suka sekali ngobrol dan berbagi makanan dan gue nggak merasakan kecanggungan berbicara dengan beliau. Yang cukup melegakan adalah karena Tim ICT berkomunikasi lewat group WhatsApp meski kita satu ruangan, meja depan-depanan, untuk mendiskusikan konten dan desain grafis, gue lebih mampu menuliskan isi otak gue lewat tulisan dibanding bicara lansung, so that's a relief. Gue juga jadi banyak belajar informasi baru tentang negara-negara ASEAN and some of these informations are actually fascinating to learn so that's good.

Gue masih butuh banyak adaptasi dengan lingkungan baru dan rutinitas baru ini, tapi tujuan gue dari awal adalah satu: ingin belajar. Ada beberapa kerabat yang menanyakan, "Umur segini, kok, baru mulai magang?" Hal yang juga gue tertawakan ke diri gue sendiri, tapi ya mungkin memang begini jalannya. Setiap pertemuan dan perpisahan dalam hidup kita itu pasti ada maksud dan tujuannya. Insha Allah gue akan menjalani magang ini hingga Februari 2019. Semoga kali ini gue bisa menyelesaikannya hingga akhir dengan baik dan mengucapkan perpisahan secara proper tanpa ada penyesalan :")