Friday, March 26, 2010

The National Exam Is OVER... *Dances HSM*

Ah... Friday! I love that day especially this week.
 
Kenapa? 
Pertama = Karena setelah Jumat adalah Sabtu-Minggu alias Weekend 
Kedua = The last day of my school days 
Ketiga = HARI BERAKHIRNYA UJIAN NASIONAL 2010! AKHIRNYAAA!

Setelah lima hari bertarung, bergulat, bersenggama *??* dengan soal-soal yang bikin otak panas itu, GUE BEBAAAASSS... *dance lagu High School Musical yang What Time Is It?!

Okay, memang belum bebas sepenuhnya sih, tapi minimal udah lega sedikitlah. Hanya tinggal Ujian Sekolah, Praktikum, dan Ujian Perguruan Tinggi Negeri dan bla bla bla. Tapi yaaah... minimal kan udah satu ujian dilewati. Tinggal tunggu hasilnya *mudah-mudahan lulus... mudah-mudahan lulus... mudah-mudahan luluuuuus*

Btw, here's my impression from the exam days!

Day I : 
Bahasa Indonesia : Pengawas 2 orang, laki-laki dan perempuan. Satu ibu-ibu pakai kacamata coklat, matanya mengarah ke gue melulu,  bikin grogi berat... eh pas hampir selesai waktu ujian, teman ngasih tau kalau ternyata ibu pengawas itu tidur. Cuma nggak kelihatan karena kacamatanya coklat. Capek deeeeeh 😐

Sosiologi : I never thought that Sociology would be sooooo difficult. Soalnya ternyata nggak kayak yang gue kira (gampang, meremehkan, nggak penting, kena karma kan, An) dan sempet mangap-mangap juga tuh bacanya. Ckckck... ahhh yang penting udah selesai 😜 Btw, pengawas untuk ujian Sosiologi baik-baik banget orangnya. Makasih yaaaa 

Day II
Bahasa Inggris : Tak ada masalah... alhamdulillah kemampuan bahasa Inggris gue yang waktu SMP anjlok banget sekarang udah naik levelnya. So far... tak ada kesulitan yang berarti selama mengerjakan bahasa Inggris x) *sombong mode = ON* 

Day III : 
Matematika : The worst day of all Exams! Gue hanya bisa bilang makasih sama pengawasnya yang super duper baik banget. Dan tentang jawaban gue di soal Matematika yang sangat @#$$%%##!@@$$%$%#$@#@ *sensor* itu, gue hanya bisa pasrah kepada Allah SWT dan Nizar 😏 

Day IV :
Geografi : Soalnya susah... pengawasanya apalageeeee. Wadeziglah pokoknya 

Day V :
Ekonomi : Soalnya susah tapi kita mendapatkan pengawas terbaik yang pernah ada wakakakak. Makasih ya ibu-ibu... kami akan mengingat kalian di lubuk hati yang terdalam 😆

AND... THAT'S IT. MY NATIONAL EXAM'S FINALLY OVER. Dancing... screaming... lalalalalalaaaa... semoga aja hasil Ujian Nasionalnya nggak mengecewakan. Minimal... Gue nggak mau remedial dan semoga lulus 100% untuk semua siswa SMA/SMK di Indonesia. Well, denger-denger sih katanya UN tahun ini terakhir, jadi gue berharap kita semua bisa diluluskan *amien*

Aaaah... BYE NATIONAL EXAM... WE WON'T MISS YOU... NEVER... EVER... 

Sunday, March 7, 2010

My Name is Khan at Midnight

Hallo... 

Semalam gue mengalami hari yang cukup unik deh, haha. That's why I think I should write the story in here *meski belom tentu ada yang baca* Anyway, semalam itu kan malam Sabtu, dan harusnya gue ikut sesi Mabit, tapi nggak berangkat karena ada pernikahan saudara. Mana acaranya jauh pula... di Bekasi. Anehnya, kita hampir nyasar ke Bandung pas perjalanan pulang. Zzz... 

Nah, di perjalanan pulang, gue iseng bilang, "Ma... nonton My Name is Khan, yuk!" padahal itu udah jam 9 malem. Jadi, sebenarnya nggak berharap bakal diizinin juga. Tapi, ternyata jawaban Mama, "Ayuk... tapi jam segini udah pada mulai pasti filmnya. Yang midnight aja ya." Pas denger itu, gue jelas aja melongo... Gaul banget si Mama ngajakin nonton midnight... -____- tapi akhirnya kita berangkat juga. Sampai rumah, ganti baju, Internetan bentar sembari nunggu Mama ngabisin sinetronnya, barulah kita jalan. Berdua doang pula. Soalnya si Adik nggak mau ikut dan lebih milih main PlayStation. Papa juga nggak mau karena capek abis nyetir dan nyaris nyasar ke Bandung 😔. Awalnya mau naik motor aja, boncengin Mama karena kita jalan jam setengah 11 malam... udah nggak ada kendaraan umum lagi. Tapi, motor tua itu kagak mau hidup. Yasudahlah, akhirnya kita naik ojek saja. Bertiga pula. Ke Pejaten Village pula. That was totally random for me 😏

Singkat cerita kita sampai di Penvil yang udah gelap dan harus naik ke lantai paling atas karena hanya tinggal bioskopnya yang buka. Setelah beli tiket beres, gue beli Popcorn dan fanta *dan ngomel karena cuma begitu aja aja abis 70ribu. Mahalan snack-nya daripada tiket nonton*. Baru juga duduk sebentar sambil nunggu film, Mama numpahin fantanya sedikit. Clumsy as always. Oke, masih wajar. Terus kita masuk ke dalam teater satu, Mama naruh fantanya di bawah. Eh, ketendang sama kakinya sendiri. Tumpah semua... Zzzz -,- 

Dan saat itu yang disalahkan malah gue pula... Tambah Zzzzzzzzzz 

Mama: Yah... kamu sih De, nggak bilang kalo ada tempat buat naruh minumnya" *maksudnya yang di samping setiap kursi bioskop 

Ade: Yaaah... Ade kira mama tauk.

Mama: Ya nggak taulah. Kamu harusnya ngasih tau

Ade: Iya deh iyaaa... *dalam hati menggerutu*

Sunyi sebentar, kirain udah selesai complain-nya... tapi tau-tau "harusnya kamu beli yang botolan biar nggak tumpah" Eh, si Mama masih nyambung aja deeeh. Diam sajalah daripada ribut terus 😐

My Name is Khan 
Pemeran utama film ini adalah Shahrukh Khan dan Kajol, dua sejoli India yang legendaris banget dengan filmnya Kuch Kuch Hota Hai. Gue nonton film itu waktu masih TK kalo nggak salah. Tapi, di film My Name is Khan ini, mereka udah berbeda jauh dari Kuch Kuch Hota Hai. Ya iyalah, itu belasan tahun yang lalu 😏

Spoilers Film
Sutradara filmnya masih sama... Karan Johar. Singkatnya, ini adalah cerita tentang seorang penderita Autisme syndrome bernama Rizvan Khan (Shahrukh Khan). Maap pemirsa, gue lupa nama lengkap penyakitnya. Pokoknya, Rizvan itu takut dengan suara bising, orang-orang baru, dan keramaian, juga warna kuning. Rizvan juga nggak bisa mengekspresikan perasaannya dengan kata-kata. Ia menuliskannya. Tapi lama-kelamaan ia mulai sedikit membaik seiring dengan ia bertambah dewasa. Nah, Rizvan memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Dia bisa memperbaiki berbagai macam kerusakan mesin dan semacamnya. Dia bisa mengingat banyak hal. Dan dia adalah seorang Muslim India yang taat. Sedari kecil, ibunya mengajarkan Rizvan bahwa di dunia ini hanya ada dua perbedaan "Insan yang melakukan hal baik dan insan yang melakukan hal buruk" dengan maksud agar Rizvan tidak salah menilai sesuatu. Oleh karena itulah, Rizvan tidak membedakan antar agama manapun dan selalu melakukan kebaikan kepada siapa pun.

Setelah ibunya meninggal, Rizvan pindah ke Amerika menyusul adiknya dan mulai bekerja disana sebagai Sales. Singkatnya, dia bertemu Mandira (Kajol), seorang perempuan Hindu India yang cantik dan janda beranak satu. Menikahlah mereka tanpa memperdulikan perbedaan agama. Suatu hari, selang beberapa tahun setelah pernikahannya, ada berita bahwa beberapa gedung di Amerika di bom oleh teroris Muslim (Tragedi 9/11). Tragedi itu menimbulkan perubahan sikap dari para orang Amerika terhadap orang-orang Muslim yang tinggal di Amerika atau yang kita kenal dengan Islamophobia. Dan akhirnya juga menimbulkan masalah terhadap rumah tangga Rizvan dan Mandira. Perbedaan sikap terhadap orang Muslim itu juga menimbulkan keinginan Rizvan untuk mengatakan pada seluruh dunia bahwa ia seorang Muslim dan bukan Teroris. Sebenarnya hal itu juga perintah dari Mandira yang mengatakannya saat sedang dimakan api kemarahan. Rizvan pun ingin menemui Presiden Amerika hanya untuk mengatakan "My Name is Khan and I'm not a terrorist..." dan untuk itu Rizvan harus menempuh perjalanan panjang nan berat. Rizvan tidak mau berhenti sebelum tujuannya tercapai.

Banyak kejadian-kejadian yang tak terduga sepanjang film, hal-hal yang akan bikin kita tertawa, lalu menangis, lalu merenung, dan berpikir, film yang amat sangat cerdas. Selain itu, meski tokoh utama dan penceritaannya diambil dari perspektif seorang Muslim, tapi film ini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan agama. Lalu, apakah Rizvan berhasil menemui Presiden Amerika? Silahkan ditonton dan temukan jawabannya sendiri, ya. 

Karismanya yang tak pernah hilang....

Film My Name is Khan berbeda dari film India lain yang kebanyakan nyanyinya. Sang sutradara membuat film ini bisa dinikmati kalangan universal tanpa melepas nuansa India-nya. Dari segi akting, wooow... Shahrukh Khan memang aktor India legendaris. Dia bisa dengan sangat baik memerankan tokoh Rizvan yang memiliki Autisme. Gue kagum dengan caranya berbicara dan berekspresi. Dan Shahrukh Khan ini juga nggak kehilangan karismanya, lho. Mukanya tetap nggak berubah, cuma sedikit ada kerut aja, hahaha. Kalian nggak akan bisa menebak kemana arah ceritanya... dan justru akan dibuat kaget dengan twist-twistnya. Hal yang paling berkesan bagi gue adalah sosok Rizvan itu nggak bisa menangis untuk menunjukkan kalau dia sedang merasakan emosi kesedihan. Tapi, Rizvan selalu membawa 3 batu kecil saat dia sedih atau takut. Lalu, dia akan membaca surat Al-Ikhlas. What a sweet reminder for all of us Muslims to always remember Allah SWT even during our darkest moments :")

Semoga review ini bermanfaat ya.