Monday, October 31, 2011

Zenkai Girl (Jdrama)


Jepang, sekali lagi, menambah rasa kagum gue pada negara sakura itu melalui doramanya. Zenkai Girl, salah satu drama musim panas tahun ini, adalah salah satu drama terbaik yang gue pernah tonton diantara semua drama Jepang tahun ini. Sulit bagi gue memutuskan mana yang lebih bagus antara Zenkai Girl dan Ikemen Desu Ne, tapi karena Ikemen Desu Ne adalah remake dari drama Korea dan bukan original dari Jepang, gue rasa Zenkai Girl menjuarai. Selain itu, ini bukan drama tentang cewek cross-dressing jadi cowok lagi. Tokoh utama drama ini juga nggak asing lagi: Yui Aragaki dan Ryo Nishikido dan juga didukung oleh kehadiran dua aktor cilik yang nggak kalah menawan, Kanon Tani dan Serai Takagi ~

Wakaba Ayukawa (Yui Aragaki) adalah wanita ambisius yang ingin menjadi pengacara internasional. Ia berangkat dari masa kecil yang suram; miskin, ayahnya ditipu oleh rentenir, dan ibunya sudah lama meninggal. Demi mewujudkan keadilan bagi dirinya dan mengubah nasib, Wakaba memaksa diri dari kecil untuk menjadi nomor satu dalam segala hal.

Wakaba and Hinata
Wakaba berhasil mendapat beasiswa untuk semua pendidikannya, dan akhirnya ia pun melamar di perusahaan pengacara internasional milik Shoko Sakuragawa (Hiroko Yakushimaru). Wakaba langsung diterima, namun bukannya diberi pekerjaan sebagai pengacara yang wajar, ia malah disuruh menjadi babysitter Hinata (Tani Kanon), putri tunggal dari Sakuragawa. Katanya, ini adalah ujian selama 3 bulan untuk menguji kemampuan sebelum ia diangkat sebagai pengacara resmi. Meski awalnya kesal karena Wakaba nggak suka anak kecil, ia memutuskan untuk menerima pekerjaan itu karena aturan hidupnya adalah, ia tidak akan berhenti di tengah jalan begitu memulai sesuatu, dan ia akan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padanya dengan sempurna. Hinata terbilang dewasa untuk umurnya yang masih 5 tahun, dan ia memiliki sikap sok yang sama seperti Wakaba. Ia sejak awal pun meragukan kalau Wakaba akan bertahan mengasuhnya, sama seperti babysitter-nya yang lain.

Suatu hari saat mengantar Hinata ke TK-nya, ia bertemu Yamada Sota (Nishikido Ryo), lelaki muda yang merupakan ayah tunggal dari sahabat Hinata, Pitaro. Sota adalah lelaki tanpa pendidikan tinggi, sangat sederhana, tidak punya tujuan hidup yang pasti, dan hanya bekerja sebagai koki di rumah makan kecil, ayah rumahan, seseorang yang sangat jauh dari tipe lelaki ideal bagi Wakaba. Namun karena tugas babysitting-nya, ia terpaksa bertemu Sota setiap hari dan berurusan dengan ayah-ayah rumahan yang lain. Aturan dari TK tempat Hinata dan Pitaro bersekolah mengharuskan Wakaba berpartisipasi dalam mengurus anak-anak kecil di TK itu. Sikap Wakaba yang selalu sangat tegas dan langsung dalam menyampaikan pendapatnya, baik itu hal baik atau buruk -dan kebanyakan sih buruk- membuat ia tidak disukai ayah-ayah teman Sota yang lain, namun hal itu justru menarik perhatian Sota. Meski cara penyampainnya kasar, Wakaba hampir selalu mengatakan hal-hal yang benar. 

Wakaba sebaliknya, kesal pada Sota yang lemah, apalagi setelah ia tahu bahwa Sota adalah koki berbakat dan pernah bekerja di restoran ternama, namun ia menyerahkan mimpinya dengan alasan: tidak mungkin membagi waktu mengurus anak dan bekerja sebagai koki profesional. Bagi Wakaba, tidak ada yang tidak mungkin, karena ia sendiri bisa membagi waktu untuk mengurus Hinata dan bekerja di kantor pengacara yang sibuk. Hanya perlu niat dan kemauan yang sungguh-sungguh. Sebenarnya, Wakaba diam-diam menaruh rasa kagum pada Sota karena ia bisa membesarkan Pitaro dengan baik sendirian, meski ia bukan ayah kandungnya.


Selain itu, Sota disukai semua orang atas kebaikan hatinya, namun Wakaba terus bertahan dan melawan perasaannya. Kedua orang ini pelan-pelan justru saling belajar dari satu sama lain: Sota yang akhirnya menyadari betapa pentingnya memiliki mimpi dan tujuan hidup yang pasti bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk Pitaro, dan Wakaba yang pelan-pelan menyadari bahwa bukan hanya kesuksesan materilah yang terpenting. Wakaba diingatkan kembali oleh kehangatan keluarga dan darimana ia berasal.

Lalu kisah antara Hinata dan Pitaro, kisah cinta pertama anak kecil yang hebatnya bisa membuat kita menitikkan air mata. Akting Hinata keren banget, nggak kehilangan kepolosan anak-anak, tapi juga nggak menunjukkan sifat dewasa yang dibuat-buat. Honestly, I hope to see another season of Zenkai Girl with the whole new story with adult Hinata and Pitaro as main characters 😉

I rate it 95 out of 100! Porsi romansa, komedi, kesedihan, dan keluarga terangkai dengan imbang dan apik banget di drama ini. Gue sebenarnya ingin membahas secara detail hubungan antara Wakaba dan Hinata, hubungan Sota dan Pitaro, hubungan Hinata dan Pitaro, hubungan Hinata dan ibunya, hubungan Wakaba dan Ayahnya, dan hubungan keempat tokoh fantastis ini, tapi nanti gue malah akan membuat photobook dengan banyak halama. Melihat Wakaba yang bekerja keras membuat gue merasa belum melakukan apa-apa untuk cita-cita gue. 


Disini kita juga tau betapa pentingnya peran cita-cita orangtua untuk anaknya, peran keluarga untuk diri kita, dan seberapa pun hebatnya peran materi dalam hidup, materi terindah tetaplah keluarga dan keberadaan teman atau orang yang setia bersama kita. So many great things about this drama that I can't mention one by one. You should watch it yourself and value it yourself. It is really worth your time ❤


Happy Birthday, Debby! (19)

19 years ago, you were born on this earth. Exactly 5 months after I was born. You're the only cousin who has the same age as me. This picture is the oldest memory I could remember with you


That picture was taken during Le Agus's wedding in our Grandfather's house. I don't remember the exact whole things that happened at that time, but I remember I had fun playing with those red chairs. And look, we were together at the up row. We have always been close since we couldn't remember everything.


And also this one. I quite remember a lot of things in this picture. Our big family was in Puncak for a vacation. Those are our cousins. Look again, you and I were sitting on the right and left side of my brother, Mas Inu. I remember we went to a river together with our big family to bathe there or just played around with water. I remember, you didn't brave to touch the water because it was too cold, and you kept hanging on your father's shoulder. I remember we were sleeping together on the floor, and I remember how beautiful the scenery we saw in the morning when the curtain of the window was opened. We were a big happy family. Of course, we still are now, but you know that some things have changed and in the meantime, we can't hang out together as much as we used to be.

Hehehe... the two of us now have officially become young adults. I love how no matter how long we haven't seen each other, once we meet, we never felt awkward and our conversation will always match. I think our relationship is amazing, you're not only my cousin, but you're also my sister, my best friend, and my rival. In the past, we had fought during our elementary school and we didn't talk to each other for days, but I didn't know how we made up and our bond becomes stronger. I wish I could celebrate today with you. I really do. I miss you so much. The last time we met was 5 months ago. I wrote about it here, and we had so much fun. 

Debby, thank you for being born. Thank you for being my family. Your existence means a lot to me. I hope you have a wonderful day. Let's become cool adults together. Let's do our best in everything. Let's be a good rival forever. Let's become sisters forever. May all the best always go with you, the future doctor~ 💚

Thursday, October 27, 2011

Perjalanan di Trans Jakarta bersama Asriana Syarifa Septari

Hari ini untuk alasan yang berhubungan dengan Mabit, gue ke Nurul Fikri. Awalnya cuma berniat menemani Tari, tapi tiba-tiba gue diberitahu bahwa hari ini kita akan ke Nurul Fikri Salemba untuk melakukan beberapa promosi mengenai Mabit Nurul Fikri. Jujur, tadinya gue merasa lumayan males karena gue nggak bawa uang, tapi demi memenuhi kewajiban sebagai Humas Mabit, gue ikut-ikut aja deh. Rencananya, gue, Tari, Luthfi, dan A'im yang akan ke NF Salemba hari ini. Luthfi dan A'im akan naik motor, sedangkan gue dengan Tari akan naik TransJakarta. Kita pun berpisah jalan dan pergi setelah Maghrib. Namun sayang rencana yang sudah disusun tidak berjalan sesuai keinginan dikarenakan macet Jakarta. Jadinya malah begini...


1. Perjalanan dari Halte TransJakarta Duren Tiga ke Halte Halimun lumayan jauh. Alhamdulillah, gue dan Tari dapat tempat duduk, meski nggak bersebelahan. Tapi, dikarenakan macet yang lumayan parah tadi, gue ketiduran. Begitu bangun, ternyata udah jam 7 malam aja. Dengan berbicara menggunakan mimik wajah karena jarak bangku yang lumayan jauh, gue dan Tari memutuskan untuk turun di Halte Halimun dan kembali naik TransJakarta untuk pulang karena nggak akan sempat bagi kita untuk sampai ke NF Salemba yang masih jauh banget dan akan tutup setengah 8. Dengan kata lain, perjalanan kita lumayan sia-sia. Meski begitu, Luthfi dan A'im udah sampai di NF Salemba, jadi kita menyerahkan tugas pada mereka. Gue dan Tari sempat bingung mau balik ke Halte Mampang atau ke Halte Kampung Melayu. Setelah diskusi dengan petugas di halte, kita mendapat pencerahan untuk pergi ke Halte Kampung Melayu untuk menghindari kemacetan. Toh, rumah gue dan Tari bisa ditempuh lewat jalan itu~

2. Dari Halte Halimun, kita harus ke Halte Matraman dulu sebelum menempuh perjalanan menuju Halte Kampung Melayu. Di TransJakarta kali ini, kita nggak dapat tempat duduk, malah berdiri di tengah kerumunan penumpang. Tari terus berbicara di kuping gue mengenai banyak hal absurd, seperti kedua pasangan yang berdiri di sampingnya, dan lain-lain 😆 Berhubung gue dan Tari buta jalan, kita pun sempat bingung Halte Matraman itu yang mana. Setelah berdiskusi dengan berisik berdua di tengah kerumunan, ada bapak baik hati yang memberitahu kita dimana letak Halte Matraman sebenarnya.

3. Turun di Halte Matraman, Tari mencari vending machine karena haus. Kita menemukannya di halte Transjakarta di sebrang. Mesin ini, meski udah dipajang di dalam halte untuk waktu yang lama, kayaknya banyak rakyat Indonesia yang nggak berani menyentuhnya. Terbukti dari cara mereka memandang gue dan Tari yang sibuk mengotak-atik mesin, mencoba mencari tau cara kerjanya. Mungkin orang-orang ini takut uang yang mereka masukkan nggak akan keluar lagi atau salah pencet, ha ha. Gue dan Tari sih berhasil mengeluarkan sebotol freshtea tanpa membuat mesinnya rusak~

4. Gue menarik Tari dengan agak berlari saat mau naik TransJakarta ke arah Otista supaya kita dapat tempat duduk, meski kelihatannya agak zonk sih karena aksi gue yang agak sedikit antusias demi memenangkan bangku, haha. Nggak apa-apalah ya, kan sebelumnya kita udah berdiri terus =w= Pembicaraan yang terjadi masih seputar hal absurd dan random, tapi lumayan seru juga. Kita turun di Otista dan naik angkot 16 di kursi depan. Lalu, dengan random memuji betapa 'bagusnya' angkot yang kita naiki. Pembicaraan ini tentu saja si Tari yang memulai. Begitu sampai di depan gang rumah Tari, kita pun berpisah jalan.

At the end, it was a fun trip and it's so rare for just the two of us to have such a trip, haha. I don't regret it because it was so much fun and many funny things happened, meski cara gue menceritakannya nggak lucu sama sekali. Maklum, gue bukan penulis komedi dan selera humor gue selevel siput, jadi beginilah adanya, haha. Seandainya gue melakukan perjalanan itu sendiri, nggak terbayang betapa zonk-nya gue tadi. Okay, inilah cerita hari ini. Semoga kalian mengalami hari yang menyenangkan juga~ 😆

Wednesday, October 26, 2011

Ouran High School Host Club live action (Jdrama)


Musim panas ini, Jepang menyajikan dorama dengan tema-tema yang serupa, yaitu tentang cewek yang menyamar menjadi cowok dan dikelilingi sekelompok cowok ganteng yang akan membuat penontonnya mupeng, haha. Pertama, Ikemen Desu Ne. Lalu Hana Kimi 2011. Dan yang baru gue tonton ini Ouran High School Host Club. Dorama ini diangkat dari sebuah manga dan anime popular di Jepang berjudul sama dan beberapa cast-nya udah nggak asing lagi di mata. Now without further ado, let's jump to the story~

Ini adalah kisah tentang seorang anak perempuan miskin bernama Haruhi Fujioka (Haruna Kawaguchi), seorang siswi beasiswa di SMA Elit, Ouran Academy. Haruhi yang datang dari keluarga biasa tidak memiliki cukup uang untuk membeli seragam sekolah sehingga ia terpaksa mengenakan pakaian ayahnya, rambutnya pun dipotong pendek karena beberapa alasan, dan karena penampilan inilah, dia dikira sebagai murid laki-laki.


Suatu hari, saat Haruhi sedang mencari tempat yang tenang untuk belajar, tanpa sengaja ia masuk ke ruangan musik yang di dalamnya terdapat enam murid laki-laki dengan paras yang sangat tampan. Keenam siswa tersebut menyebut diri mereka sebagai host sekolah. Para host ini melayani gadis-gadis di SMA Ouran yang datang kepada mereka layaknya para host di klub malam, namun dengan batasan-batasan tertentu. Tujuan mereka adalah untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua orang di SMA Ouran. 

Keenam host ini adalah...
Tamaki Suou (Yusuke Yamamoto): Disebut sebagai leader dan pangeran dari Ouran Host Club karena dialah yang mendirikan Host Club dan memiliki jumlah customer terbanyak. Tamaki adalah cowok yang selalu berlebihan dalam memandang segala sesuatu, terobsesi dengan 'keluarga', sangat narsistik dan menganggap dirinya sebagai makhluk terindah di dunia (sumpah, doi lawak banget!!). Tamaki juga merupakan putra tunggal dari pemilik SMA Ouran dan sangat mencintai Ouran Host Club.

Kyoya Ootori (Shunsuke Daito): Kyoya tidak termasuk ke dalam jajaran yang 'melayani' gadis-gadis, tapi berperan sebagai manajer dan mengatur berbagai hal yang berhubungan dengan Host club, seperti menjual goodies dan merchandises para hosts ke pelanggannya, mencatat daftar klien, dan menemukan berbagai terobosan yang dapat memberikan keuntungan materi bagi Host Club dan dirinya sendiri.. Kyoya adalah tipikal cowok kalem yang keren, tenang, namun memiliki hati yang 'kelam' (dalam konotasi yang sangat kocak) dan mampu memanipulasi keadaan dan orang lain. Kyoya sangat menyukai uang dan cerdas jika berhubungan dengan mencari keuntungan. Meski begitu, dia sangat peduli pada Host Club.

Hikaru dan Kaoru Hitachiin (Shinpei dan Manpei Takagi): Si kembar yang punya sifat sama. Semua hal yang mereka sukai pun sama. Hanya saja, Kaoru memiliki sifat yang lebih dewasa dibanding Hikaru. Hikaru tidak bisa mengontrol emosi dan lebih egois. Hikaru dan Kaoru selalu tampil bersama dan menunjukkan keromantisan saudara (bromance) yang membuat gadis-gadis di depan mereka terpesona. Kedua saudara ini hampir tidak mau dipisahkan. Mereka merasa aneh kalau tidak bersama satu sama lain. Hampir nggak ada yang bisa membedakan keduanya karena mereka kembar identik. Terkadang, mereka muak karena nggak seorang pun bisa membedakan yang mana Hikaru dan Kaoru.

Mitsukuni Haninozuka (Yudai Chiba): Panggilannya adalah Honey atau Hani-senpai. Honey adalah cowok imut yang selalu bersikap feminin, meski dia sebenarnya yang tertua di antara anggota Host Club. Honey membawa boneka kemana-mana dan sangat menyukai makanan manis seperti kue. Tapi dibalik sikap feminin dan manjanya itu, Honey sebenarnya adalah juara nasional karate, taekwondo, dan berbagai seni bela diri lainnya.

Takashi Morinozuka (Masaya Nakamura): Mori adalah anggota yang paling sedikit berbicara. Ia melayani gadis-gadis di Ouran Host Club tanpa pernah mengatakan apapun. Kediamannya adalah hal yang membuat gadis-gadis menyukainya karena ia memiliki image liar namun 'misterius'. Mori dan Honey memiliki hubungan yang sangat dekat dan saling melindungi satu-sama lain. Mori merupakan juara internasional Kendo dan seni bela diri lainnya, sama seperti Honey.


Singkat cerita, Haruhi dipaksa bergabung di Ouran Host Club karena memecahkan guci mahal di markas mereka dan harus mengganti rugi dengan 'tubuhnya'. Semua anggota di Ouran Host Club menyadari bahwa Haruhi adalah perempuan kecuali Tamaki yang, kontras dari ketampanan dan kecerdasan yang sering ia banggakan sendiri, justru lambat mengetahui Haruhi adalah perempuan, tapi tanpa sadar merasa terpesona dengan kepolosan dan kecantikan Haruhi.

Ouran Host Club ingin menyembunyikan identitas Haruhi sebagai perempuan karena tidak ingin menimbulkan kekacauan diantara para gadis-gadis fansnya. Awalnya, Haruhi merasa muak dengan 'kebodohan' dan segala hal tidak masuk akal yang dilakukan di Ouran Host Club, namun ia semakin menikmati waktu yang dimilikinya bersama mereka. Keenam cowok itupun juga semakin menyukai Haruhi dan penasaran dengan dirinya yang selalu berwajah datar tanpa emosi dan tidak takut pada apapun. Tamaki, leader slengean ini akhirnya malah jatuh cinta pada Haruhi, diikuti oleh si kembar Hitachiin. Haruhi sendiri nggak sadar dengan perasaan-perasaan di sekelilingnya karena selama ini dirinya terlalu sibuk belajar dan tidak memahami romansa. 

Selain keenam cowok itu, ada Umehito Nekozawa (Ryo Ryusei) dari klub Sihir Hitam. Cowok gothic yang tidak tahan dengan cahaya matahari dan sesuatu yang terang. Dia adalah versi cowok dari Sunako di Yamato Nadeshiko Shichi Henge. Nekozawa, menurut gue pribadi, adalah yang paling ganteng diantara semua cowok di drama ini, bahkan dengan penampilannya yang agak zonk itu nggak mengurangi ketampanannya!! Nekozawa sering muncul di tengan-tengah Ouran Host Club untuk alasan-alasan yang absurd~


I rate it 8 out of 10. Humor dan kekocakan di dorama ini setipe dengan Hana Kimi dan Atashinchi no Danshi, so many randomness and absurdity and it is ridiculously stupid and random, yet very entertaining. It makes my cheeks hurt from laughing too much. Kita akan dibawa tertawa sepanjang sebelas episode. Dari segi akting, Yusuke memang top dalam hal 'melebih-lebihkan sesuatu' dan karakter Tamaki yang dibawakannya sangan tepat dan nggak annoying, meski gue pribadi lebih prefer karakternya terlihat lebih muda, seumuran Ryosuke Yamada atau Ryunusuke Kamiki, agar feel dari manga-nya lebih terasa. Tapi, kalau kalian nggak pernah nonton manga atau animenya, gue rasa drama ini akan memberikan perasaan baru yang menyegarkan. Selain itu, the little romance between Haruhi and Tamaki was kinda cute, though I kinda ship her with Kyoya better, hehehe~



Thursday, October 20, 2011

Picture of the day: The Boys in Pink

credit scan to MoMozZz@baidu and heysayjump59@LJ
I know this is just another cover magazine. The only reason I need to put this picture in one of my Picture of the Day is because the boys look so beautiful. They always look amazing, but this one looks sooo pretty. I actually love how Yuya, Keito, and Inoo are placed in the front row. I love Yuya and Keito's hairstyle. Hikaru still has his blonde hair. I don't know until when he will keep his hair blonde since his drama's already over, but I'm totally fine with that because his blonde hair just adds his handsomeness ❤ Inoo is pretty as always. The others are just beautiful. I love the pink color on their lips and I love their white and pink outfits. They look bright and glowing. This photoshoot is so beautiful 😆

Monday, October 17, 2011

Fenomena Macet

Hari ini adalah ke-3 kalinya gue terlambat di kelas Bahasa Inggris. Kalau sampai gue terlambat lagi minggu depan, it will be the end of my English class for this semester. Dan tentu aja, penyebab keterlambatan hari ini adalah tidak lain dan tidak bukan: macet.

Okay,  gue tau harusnya gue bangun lebih pagi, berangkat lebih pagi, dan melakukan segalanya lebih pagi. Gue tau harusnya gue nggak tidur jam 3 pagi sehingga bisa bangun lebih cepat. Gue tau, kok... 😜

Tapi sesungguhnya, kemacetan di Jakarta juga berperan besar atas segala keterlambatan yang terjadi. Kenapa sih orang Indonesia terobsesi untuk naik mobil pribadi? Mobil-mobil besar yang jumlahnya melebihi kapasitas rumah di Jakarta dan isinya cuma SATU orang. Jadi, kalau ada 10 orang yang keluar rumah, maka akan ada 10 mobil juga yang keluar.

lebih dari 50% mobil di gambar ini hanya berisi satu orang

Gue mencoba memahami alasan mereka memilih memakai mobil sendiri ketimbang kendaraan umum, tapi di saat yang sama. gue juga menemukan argumen untuk alasan-alasan itu. Jadi, rata-rata orang yang memilih menggunakan mobil pribadi di Jakarta adalah karena alasan-alasan di bawah ini:

1. Lebih hemat karena cuma perlu isi bensin beberapa hari sekali dibanding naik kendaraan umum setiap hari yang harus bayar minimal Rp2000.
Well, memang benar, sih. Tapi, nggak ada salahnya 'kan berbagi uang ke para kondektur bus, supir taksi, tukang ojek, dan berbagai kendaraan umum lainnya ketimbang isi bensin melulu. Kalau ada 5 orang yang memutuskan untuk memilih naik kendaraan umum hari ini ketimbang naik mobil pribadinya, paling nggak sedikit dari kemacetan di Jakarta akan teratasi dan kita juga jadi berbagi rezeki.

2. Lebih nyaman, terutama kalau mobilnya ber-AC. Meski terjebak di kemacetan berjam-jam, mereka nggak perlu kepanasan...
Padahal kalau kita naik bus umum, naluri kemanusiaan kita akan diuji, apakah kita akan mementingkan kenyamanan semata atau memberikan kursi kita ke orang yang lebih membutuhkan.

3. Gengsi
Pejabat-pejabat di negara lain masih banyak naik sepeda atau kereta ke kantor, lho. Beda dengan orang Indonesia yang meski jabatannya belum terlalu tinggi aja, mereka merasa perlu untuk menunjukkan ke masyarakat kalau mereka bermobil. Kayaknya kalau nggak naik mobil kemana-mana itu ada yang salah. Mobil malah jadi bahan untuk bergaya...

Yang membuat gue miris adalah, orang-orang ini mengeluhkan macet, tapi mereka masih nggak mau berhenti naik mobil pribadi. Orang-orang yang naik mobil besar SENDIRIAN itu mengeluh jalanan terlalu padat, padahal yang membuat jalanan padat adalah mereka sendiri. Capek deh... 

Kemacetan di Jakarta sudah dinilai sebagai semacam budaya oleh negara asing. Memalukan banget sih, masa kemacetan jadi budaya? 😈

Saturday, October 15, 2011

Star Time

I'm listening to the acoustic version of this song now. I posted the lyrics, translation, with mp3 of the old version before in this entry. This is one of my favorite of all Hey!Say!JUMP's songs, and now they made the acoustic version and they sing it in more mature voices. Ryosuke Yamada's voice has improved really really a lot compared to the old version. I love his voice so much in here. Actually, I like both versions of Star Time, but I'm a huge fan of a ballad, so this version sounds a little bit better for me. It's shorter though, and there's no epic ending by Yuto and Yabu. As I'm writing this post now, I've been listening to Star Time acoustic version for more than 10 times and still continue repeating it. Yuto's first line still sounds beautiful as always. I like Chinen's voice in the past better than this one. Yabu and Hikaru's voices don't changed much and always sound good. It's a little thing like this that makes my love for this Japanese boyband never fades away... :')

Sunday, October 9, 2011

We Welcome You

credit for banner to http://rei176.livejournal.com/

The number of members matches the number of letters. That's so awesome, maybe that's fate. The four remaining members who stay with NEWS are those who used to be regular guests in Ya Ya Yah TV Show !! Ganbatte Kudasai... Tegoshi, Shige, Keii-chan, and Masu. Your fans are still here and ready to support you with all our might. 

Saturday, October 8, 2011

Crazy Little Thing Called Love (Thai Movie)

 

Akhirnya gue menonton film popular dari Thailand yang tayang tahun 2010 dan sudah menjadi pembicaraan banyak orang ini. Sebenarnya udah mau nonton sejak lama, tapi setiap kali gue melihat DVD-nya di berbagai tempat, gue selalu tergoda untuk mendahului membeli drama Jepang, hehehe. Alhasil, drama ini selalu terlewatkan. Akhirnya gue memutuskan untuk membelinya juga hari ini dan langsung menontonnya begitu sampai rumah. Perlu waktu beberapa menit untuk terbiasa dengan bahasa Thailand karena sebelumnya nggak pernah nonton film Thailand. Drama ini dibintangi oleh the cutest guy in the universe!! This guy sure has a very special charm that I've never seen in other actors. Mario Maurer is the name. Dan aktris Thailand yang nggak kalah menawan, Baifern Pimchanok. Now without further ado, let's jump to the story...


Ini adalah film remaja dengan kisah cinta sederhana tapi penuh makna yang mudah dinikmati siapapun, karena kisah dalam film ini pasti pernah dialami oleh sebagian besar manusia. Tentang seorang gadis SMA bernama Nam (Baifern Pimchanok), tipikal gadis sederhana yang dinilai nggak cantik, polos, sangat biasa, nggak popular, bukan juara kelas, dan cuma jago pelajaran bahasa Inggris. Cerita diawali dengan Nam yang jatuh cinta pada teman sekolahnya Shone (Mario Maurer), cowok yang hobi bermain sepak bola, berwajah menawan, popular, dan diidamkan banyak gadis. Bagaikan pungguk merindukan bulan, tapi rasa cinta Nam yang besar dan tulus nggak membuatnya menyerah. Ia bertekad membuat dirinya menjadi lebih cantik, pintar, agar bisa menarik perhatian Shone yang tampaknya cuek dan baik pada semua orang. 

Hal-hal kecil yang dilakukan Nam saat jatuh cinta mengingatkan kembali bagaimana rasanya mencintai seseorang begitu dalam. Dari sekedar sengaja melewati kelasnya Shone demi melihat sekilas wajahnya, dan bagaimana sebuah jarak yang dekat dengan orang yang kita sukai bisa membuat kita merasa bahagia. Nam berhasil mengubah dirinya menjadi lebih cantik, popular, dan pintar, karena rasa cintanya yang besar terhadap Shone. Nam nggak sadar bahwa Shone, sejak awal sudah menyadari keberadaan Nam, dan bahwa sejak awal Nam memulai usahanya menarik perhatian Shone, ia telah berhasil. It's amazing how Shone treasures every little thing that happens between him and Nam. It's beautiful how they have been loving each other for three years yet they aren't brave enough to tell their true feelings. Trust me, I really know how it feels to love someone in silence, and that's why this drama really feels close to my heart 💛


Adegan-adegan di film ini nggak berlebihan, sederhana, the actors are not overacting, dan sangat remaja, tapi dijamin bisa membuat kita tersentuh karena inilah yang semua orang pernah rasakan atau alami. Pasti semua orang pernah mengalami fase seperti Nam yang pernah senang berlebihan saat mencoba mendengar suara seseorang yang kita sukai lewat telepon. Dan drama ini membuat kita menyadari lagi perasaan-perasaan penting yang harus kita jaga dan hargai. If you haven't watch it, I suggest you to watch it now. It is really worth your time. It's one of the most heartwarming movies I've ever watch, and I really mean it :')


"Walk past? Just to see her face.
Keep her things as souvenir.
Call him just to hear his voice.
Does everything to become beautiful.
However…
Time changes.
People change.
But the heart remains true
Based on a true story of everyone…
First Love…"

Friday, October 7, 2011

NEWS Splitting Up


Wow, two posts in a day. Too bad, this one is not going to be a happy entry like the previous one. The news has spread all over the place. Two 'leaders' of NEWS have left NEWS. From 9 members to 8, to 6, and now they become 4?!

Tegoshi's comments really teared me up. Like, really, he's not the one who needs to say sorry.

And you know what? I just cried for an hour. Yeah. I know. That's stupid for crying over a boyband? Sheila on 7 lost members. Westlife lost Bryan. So, why didn't I cry when that happened to them? Maybe because I was still a kid when that happened. I didn't really understand everything. But NEWS?! Yamapi and Ryo are like 'the most important' members in NEWS. I'm not saying that they are my favorite. It's just, I just started became a fan of NEWS for these past few months, and I started to love the six members dearly. I join the other fans who are waiting for their comeback. Well, after no activity for almost two years, this news suddenly come. Many people in the fandom felt betrayed. I don't feel betrayed, but I felt really sad.

Oh well... Life must go on. Koyama, Shige, Tegoshi, and Masu will continue as 4 members of NEWS and I will give my whole support to them really. Now each four of you will shine more and more. I'll be rooting for the new NEWS! Yamapi has a million fans. He will be alright with his solo, and so does Ryo. Good luck to both of you ✋

NEWS Fans... Ganbatte kudasai. Now I'm sure that NEWS Fans will be the greatest and the strongest fans ever. They have through a lot of hard times before. They will be able to move forward. Time will heal the pain. Let's support the 4 everlasting members.

PS: Now I wonder how they're gonna sound when they sing NEWS Nippon and those NEWS songs in the concert as four people without Yamapi and Ryo? *brb crying in the corner*

Westlife Gravity Tour

Long entry because I need to treasure every little thing about 'us'.

Someday in 1999... 
The one who introduced the 7 years old me to Westlife was Mas Wisnu, my big brother. Masa kecil gue diisi dengan menonton DVD Konser Westlife. Gue inget saat itu gue memiliki koleksi CD mereka nyaris lengkap, dari behind the scene konser, tour, bahkan sampai video saat mereka main bola dan celana Nicky melorot serta saat mereka tidur di pesawat dan saling lempar bantal, gue punya. Gue ingat menganggap empat sepupu cowok gue dan kakak gue sebagai Westlife versi mini. Gue ingat menonton kelima cowok itu (dengan Bryan yang saat itu masih gabung) bersama saudara-saudara gue. Westlife adalah band asing paling pertama yang gue tau. Gue ingat betapa gue langsung jatuh cinta pada Mark setelah mendengar suara emasnya. Gue ingat, masa-masa kecil gue diisi dengan kecintaan sepenuhnya terhadap boyband dari Irlandia itu...

Wednesday, September 28th, 2011... 
Tahun ini adalah tahun ke-4 mereka ke Indonesia. Melihat iklan konser mereka, gue tergerak ingin melihat secara langsung pria-pria dewasa dari masa kecil gue itu. Tapi keuangan gue sedang tidak bagus untuk membeli tiket yang mahal, dan gue hampir menyerah. Lalu gue iseng mengikuti games yang diadakan Simpati (ini bukan tulisan berbayar). Singkatnya, akan ada 80 pemenang yang dipilih untuk mendapat tiket gratis konser Westlife. Masing-masing pemenang akan mendapat dua tiket untuk dua orang. Gue pun mengikuti games itu, dan ternyata games tersebut udah dibuka kurang lebih sejak sebulan lalu dan gue baru berpartisipasi dua jam sebelum gamesnya ditutup. Gue sempat menyerah karena merasa nggak akan menang secara gue baru ikut di detik-detik terakhir. 

Friday, September 30th, 2011... 
Salah seorang teman mention gue dengan heboh di twitter, memberitahu gue kalau gue menjadi salah satu dari 80 pemenang tiket gratis Westlife Gravity Concert. Gue merasa seolah ada sesuatu yang jatuh di perut gue. Ada perasaan menggeliting yang menyenangkan. Gue masih nggak percaya, lalu gue cek sendiri. Gue melihat nama gue di daftar pemenang. Gue menjerit kesenangan. Beberapa waktu setelahnya gue terus mengecek nama yang tertera di daftar pemenang itu. Masih memastikan kalau itu nama gue. Masih nggak percaya... Allah Maha Baik!!

Wednesday, October 5th, 2011... 
Jam setengah 6 sore, gue sampai di Tennis Indoor Senayan sama Putri, dan kita langsung membeli penlight, balon, dan gelang cahaya yang bisa menyala dalam gelap, lalu bergabung di antrian yang udah panjang. Gue nggak pernah nonton konser band asing atau semacamnya sebelumnya, jadi gue dengan noraknya memperhatikan sekitar gue yang dipenuhi atribut Westlife dimana-mana. Menyenangkan sekali rasanya. Gue sempat panik akan mendapat tempat yang terlalu jauh dari panggung, tapi lalu kita diberitahu bahwa pemenang dari Simpati memiliki pintu khusus untuk masuk ke arena konser lebih dulu dibanding yang lain. Alhasil, kita sampai di Tribune 2 saat masih lumayan sepi dan bisa memilih tempat duduk yang paling nyaman.


Konser seharusnya dimulai jam 7, tapi acaranya ngaret kurang lebih setengah jam. Setelah mendengarkan 3 lagu yang dibawakan band pembuka, gue menanti dengan jantung berdebar, dan nggak lama setelah itu... ke empat suami idola gue muncul!! Dengan setelan jas hitam keren, dan segera menggetarkan panggung dengan salah satu lagu hits mereka, World of Our Own! They are so much more handsome in real life!! Setelah empat lagu pertama, Westlife menghentikan penampilannya (ya, seperti yang diberitakan) karena penonton di bagian Festival, terutama yang di bagian depan, terus mendorong pagar pembatas dan membuat beberapa orang terhimpit dan pingsan. Mark sempat menegur penonton yang nggak mau dibilangin, dan akhirnya mereka menghilang dari panggung dan mengancam, kalau penontonnya nggak mau tenang dan mundur serta memberi jarak agar nggak ada yang terhimpit lagi, mereka nggak akan melanjutkan konser dan pergi. Konser pun dihentikan selama setengah jam...

Setelah penonton tenang, Westlife kembali dan membuat perjanjian agar penonton mau tertib, mereka kembali beraksi membawakan lagu-lagu yang (untungnya) hampir semuanya gue kenal baik, hapal, dan suka. Tapi berhubung gue nggak punya photography memory, gue nggak bisa mengurutkan lagu-lagunya. Nicky is a total dork! Dia merekam penonton dan Westlife dengan kameranya sambil bernyanyi, dan kadang merekam dirinya sendiri. Nicky was really adorable!! Dan semua bagian solo Bryan dinyanyikan oleh Nicky di konser. And Shane!! Dia terus melihat ke arah tribune 2 tempat gue dan Putri duduk, berkali-kali melambai sepanjang pertunjukkan, ke arah kita yang duduk di situ. OMG... Seeing him smiled like that made my heart skipped a beat. Shane, why are you so cute?! 

And my favorite guy, Mark...  his voice sounds even better in real life. I love him dearly. I love his voice. I love his kindness. I love his gentleness. I love him!

 

Kian... I love it when you started singing those first lines in Season in the Sun song!! Always sounds so wonderful. Konser ditutup dengan lagu Uptown GirlWestlife was totally awesome when they started dancing. A simple dance, but somehow the dance fits the song and looks so cool. Sayangnya, konsernya terlalu singkat. Mungkin karena sempat dihentikan. Seharusnya mereka nyanyi 14 lagu, tapi jadi cuma 9. Banyak banget dipotongnya ya. Selain itu, gue merasa panggung dan tempatnya kurang besar. Kapasitas tempat cuma untuk 4000 orang, tapi dipaksakan masuk lebih dari 6000 orang. Wajar kalau banyak yang terhimpit. Gue sih nyaman aja di tribune 2~ Tapi bener deh, menurut gue, mereka harusnya menyediakan panggung yang lebih mewah untuk Westlife.

 
 
Anyway, Westlife was totally awesome. And they don't get tired of Indonesia's fans. Look what Nicky, Mark, Shane, and Kian said on their Twitter:

@KianEganWL - Kian Egan 
- Indonesia here we come!!! It's one of Westlife's favorite places to play a concert! Fans are the craziest in the world! Bring it on!!! 
- Indonesia tonight. Can't wait. It's normally the highlight of the Asia tour. Crazy crazy fans!!!! 
- Westlife will never give up on our Indonesian fans. Sorry, the concert was dangerous. We will come back. Thank you for all your love. Xxx

@nickybyrneoffic - Nicky Byrne
- Indonesia welcome at the airport as crazy as always ... Mental
- On the way to the press conference in Jakarta before the show... Have great memories of this arena when I was 20 years old !! 33 next week... Yikes :-)

@MarkusFeehily - MarkusFeehily
- The the fans in Jakarta, miss u already you guys were so amazing and full of energy. Don't worry we will always love you, big kiss xxxxx

@ShaneFilan79 - Shane Filan
Love to all the Indonesian fans... Thank you and see u next time!!

We're also waiting for you to return, dears! Thank you for a wonderful night. I will never ever forget it. I'll see you guys again next time, hopefully

 

Monday, October 3, 2011

Miss You...

*don't mind the title... I'm listening to that song now and I couldn't come up with another title so...

I'm writing a novel (again). Let's hope I will be able to finish this one. Actually, I have many ideas on my mind that I want to write but every time I write it down, I never been able to finish it. What a lame...

Now I decided to give it a try again. I'm thinking about posting this story on my blog, but I'm too shy to show it to people. But then again, if my story gets feedback from people, I guess it would encourage me to keep writing, right?

The question is, is there anyone who's interested to read it?

Oh well... Let see if I could finish this one then. Hahaha wish me luck!! And in completely unrelated news, I've got my Westlife tickets for Wednesday concert. Yaaaaaay!!! You have no idea how excited I am about this concert!!