Monday, October 17, 2011

Fenomena Macet

Hari ini adalah ke-3 kalinya gue terlambat di kelas Bahasa Inggris. Kalau sampai gue terlambat lagi minggu depan, it will be the end of my English class for this semester. Dan tentu aja, penyebab keterlambatan hari ini adalah tidak lain dan tidak bukan: macet.

Okay,  gue tau harusnya gue bangun lebih pagi, berangkat lebih pagi, dan melakukan segalanya lebih pagi. Gue tau harusnya gue nggak tidur jam 3 pagi sehingga bisa bangun lebih cepat. Gue tau, kok... 😜

Tapi sesungguhnya, kemacetan di Jakarta juga berperan besar atas segala keterlambatan yang terjadi. Kenapa sih orang Indonesia terobsesi untuk naik mobil pribadi? Mobil-mobil besar yang jumlahnya melebihi kapasitas rumah di Jakarta dan isinya cuma SATU orang. Jadi, kalau ada 10 orang yang keluar rumah, maka akan ada 10 mobil juga yang keluar.

lebih dari 50% mobil di gambar ini hanya berisi satu orang

Gue mencoba memahami alasan mereka memilih memakai mobil sendiri ketimbang kendaraan umum, tapi di saat yang sama. gue juga menemukan argumen untuk alasan-alasan itu. Jadi, rata-rata orang yang memilih menggunakan mobil pribadi di Jakarta adalah karena alasan-alasan di bawah ini:

1. Lebih hemat karena cuma perlu isi bensin beberapa hari sekali dibanding naik kendaraan umum setiap hari yang harus bayar minimal Rp2000.
Well, memang benar, sih. Tapi, nggak ada salahnya 'kan berbagi uang ke para kondektur bus, supir taksi, tukang ojek, dan berbagai kendaraan umum lainnya ketimbang isi bensin melulu. Kalau ada 5 orang yang memutuskan untuk memilih naik kendaraan umum hari ini ketimbang naik mobil pribadinya, paling nggak sedikit dari kemacetan di Jakarta akan teratasi dan kita juga jadi berbagi rezeki.

2. Lebih nyaman, terutama kalau mobilnya ber-AC. Meski terjebak di kemacetan berjam-jam, mereka nggak perlu kepanasan...
Padahal kalau kita naik bus umum, naluri kemanusiaan kita akan diuji, apakah kita akan mementingkan kenyamanan semata atau memberikan kursi kita ke orang yang lebih membutuhkan.

3. Gengsi
Pejabat-pejabat di negara lain masih banyak naik sepeda atau kereta ke kantor, lho. Beda dengan orang Indonesia yang meski jabatannya belum terlalu tinggi aja, mereka merasa perlu untuk menunjukkan ke masyarakat kalau mereka bermobil. Kayaknya kalau nggak naik mobil kemana-mana itu ada yang salah. Mobil malah jadi bahan untuk bergaya...

Yang membuat gue miris adalah, orang-orang ini mengeluhkan macet, tapi mereka masih nggak mau berhenti naik mobil pribadi. Orang-orang yang naik mobil besar SENDIRIAN itu mengeluh jalanan terlalu padat, padahal yang membuat jalanan padat adalah mereka sendiri. Capek deh... 

Kemacetan di Jakarta sudah dinilai sebagai semacam budaya oleh negara asing. Memalukan banget sih, masa kemacetan jadi budaya? 😈

0 komentar:

Post a Comment