Nah, hari ini gue baru saja pulang dari NF (Nurul Fikri). I've told you that I'm a teacher, right? Well, not exactly a teacher... hehehehe, hanya sekedar pengajar yang ingin berkontribusi di organisasi yang telah memberikan gue keluarga kedua ❤
Jadi, hari ini gue baru saja menemani sahabat gue, Fadhlia Najmia, mengajar di rombonga A (Ada 4 rombongan di Mabit: A, B. C, D) dan tadi adalah salah satu malam mengajar yang cukup seru. Bukan gue yang ngajar sih, tapi Mia. Gue cuma datang untuk melihat wajah adik-adik yang insya Allah tahun depan, akan melanjutkan posisi kita sebagai pengajar, dan melanjutkan amanah kita untuk membantu adik-adik yang selanjutnya dalam belajar meraih Perguruan Tinggi Negeri yang diinginkan (Semoga mereka mendapatkannya, Ya Allah. AMIN)
Nah, tadi itu, berhubung kita para pengajar adalah manusia-manusia yang masih kurang pengalaman dan juga ilmu, kita sempat kebingungan saat menjelaskan materi. Ditambah lagi, para adik kelas kita di 2011 adalah manusia-manusia luar biasa yang aktif dalam menyampaikan pendapat.
Nah, terus apa hubungannya dengan "Menjadi Diri Sendiri"? Gue adalah orang yang paling susah bersikap formal, layaknya pengajar-pengajar keren lain. Jadi, tadi, dengan mereka, gue berbahasa layaknya dengan teman, bahkan menggunakan "gue-elo" sebagai komunikasi dan saat mereka meminta penjelasan mengenai pelajaran yang belum kita benar-benar mengerti, gue dan Mia sepakat untuk mengatakan secara jujur.
"Hey, maaf ya. Untuk jawaban nomor sekian, kita belum punya penjelasan yang pasti. Tapi insya Allah, kita akan segera mencari tau. Karena itu, kita minta maaf."
Dan menawarkan mereka yang bisa menjelaskan dengan lebih baik untuk bicara. Yep, seperti di Dauroh Pengajar yang gue ikuti beberapa bulan lalu, sebelum resmi menjadi pengajar disini. Jika kita tidak tahu, maka jangan berpura-pura tahu atau sok tahu hanya demi menjaga wibawa diri. Jangan sampai ilmu yang kita ingin berikan kepada adik-adik kita justru menyesatkan mereka. Jujurlah bila kita belum tahu karena dengan begitu akan lebih mulia dibanding sok tahu tapi menyesatkan.
Selain itu, gue juga benar-benar menjadi diri sendiri di depan mereka. Yep, gue juga nggak menyangka gue bisa begitu. Hmm... mungkin karena gue berada di Mabit ya. Tempat yang sudah gue anggap rumah kedua. Dimana keluarga gue berada disana. Siapa sih, yang nggak menjadi diri sendiri di rumah sendiri?
Haha, so what's the point? Errr... Entahlah. Gue hanya ingin bercerita saja dan menulis untuk menjaga konsistensi gue di #30harimenulis ini. Ya udah, segitu aja deh. Semoga menghibur. Kalaupun tidak, ya udahlah, huehehehe...
0 komentar:
Post a Comment