Saturday, October 24, 2009

Penvill yang Malam Itu Menyebalkan

Serius, deh, gue kapok dan nggak mau lagi… karena selain membahayakan nyawa gue sendiri, juga membahayakan nyawa mereka. Bukan gue yang mebahayakan, tapi Mama yang berkali-kali panik dan goyang-goyang gara-gara nggak nyaman duduklah, dan bla bla bla. Dan si adik berkali-kali menyingkirkan rambut keriting gue yang menyapu-nyapu wajahnya 😋. Alhasil, gue yang sedang menyetir di tengah jalan raya menuju Penvill (Pejaten Village) jadi susah fokus, kan. Belum lagi, ada banyak pengendara liar yang ngebut pula malam itu. Sedangkan gue harus pelan-pelan dan hati-hati agar nggak dibawa ke kantor polisi atas tuduhan membunuh emak dan adik dengan menggunakan motor.

Sesampainya di Penvill, gue kira sudah aman, eh ternyata masih harus cari tempat parkir (gue amatir banget dan bingung di tempat parkir yang super penuh begitu) jadi gue turunin Mama dan De Nanda dan mulai mencari tempat untuk parkir motor. Gue mengikuti motor di depan gue, tapi ternyata dia parkir di tempat becek. Argh…!! Ya udahlah! Akhirnya terpaksa gue parkir di sebelahnya yang ternyata jauh lebih becek karena nggak ada tempat lain lagi (sebenernya ada tapi susah banget alias malas, mungkin kalau Papa yang pegang motor akan lain ceritanya). Setelah proses parkir yang ribet dan melelahkan itu (iyalah… motornya berat!) gue, Mama, dan Nanda langsung cari tempat makan. Berhubung gue sedang batuk, gue hanya pesan teh hangat. Akhirnya malah ditawarin air putih yang harganya mahal 😔

Setelah makan, gue, Mama, dan Nanda lanjut ke Hypermart untuk belanja. Niatnya sih, gue cuma mau beli alat perawatan cewek aja, kayak lotion, parfum, bedak, dan lain-lain, karena kakak gue yang sangat peduli penampilan itu, Mas Inu, sudah mengeluh melihat gue sehari-hari yang katanya dia… katanya dia lho ya… nggak ada kesan 'cewek' sama sekali. Padahal sih menurut gue, diri ini sudah sangat girly lho. Buktinya kalau mandi bersih. Gue cuma malas aja pakai body lotion dan semacamnya karena ribet dan lama. Tapi, karena gue sudah 17 tahun, mungkin sudah waktunya merawat diri. Jadi, gue beli deh beberapa benda itu.

Tapi, si Mama ini lupa kalau kita nggak bawa mobil. Dia main ambil barang-barang kebutuhan rumah tangga dari yang penting sampai yang nggak penting buat dibeli. Barulah setelah gue ingatkan kalau kita naik satu motor doang dan BERTIGA pula, Mama berhenti mengambil segala hal yang ada di jangkauannya. Belanjaan paling sedikit Mama adalah malam itu. Tiga plastik penuh dan berat. Ya, itu yang paling sedikit. Gue udah ngeri aja ngebayangin beban di motor pas pulang nanti bakal tambah berat, hiks.

Selesai dari Hypermart, kita menuju Gramedia, tempat wajib kalau ke Mall dan di Mall-nya ada Gramedia. Gue beli novelnya Raditya Dika - Cinta Brontosaurus, barulah kita pulang. Berhubung tempat parkir motor agak jauh, Mama mencoba cari jalan pintas dengan lewat sana-lewat sini - belok sana-belok sini - yang ternyata malah TAMBAH JAUH. Gue bawa plastik yang paling berat, pula. Akhirnya, setelah perjalanan panjang, sampailah kita di tempat parkir motor yang beceknya belum hilang itu. Setelah berusaha ngeluarin motor dan menggantung belanjaan, gue mulai jalan.

SUMPAAAH BERAT.

Mana pada goyang-goyang. Dan saat mencoba lewat jalan pintas malah kena macet. Untung berhasil sampai rumah dengan tanpa luka. Cuma tangan aja yang pegel.

Fyi, ternyata pelembab wajah yang gue beli semalam itu ampuh. Pas paginya gue coba pakai, entah ilusi atau bukan, tapi gue merasa sedikit bertambah cakep. Sekian.

0 komentar:

Post a Comment