Friday, October 30, 2009

SMP Jaman Sekarang


SMP jaman sekarang sudah tak sepolos jaman gue dulu (padahal belum lama juga lulus dari SMP 😔). Ataukah gue yang dulunya terlalu cupu dan naif? Waktu SMP, nggak pernah sekalipun terpikirkan oleh gue untuk pacaran (yep... sepertinya gue dulu terlalu culun dan nggak laku, jadi gitu). Bukan sok suci atau apa, hanya saja, perasaan suka ke cowok bukan sesuatu yang akan gue ungkapkan. Ya udah gitu aja. Nggak ada keinginan untuk memiliki dia. Malah malu banget kalau sampai dia memperhatikan keanehan gue.

Waktu SMP, gue merasa bahwa pertemanan dengan orang yang gue sukai sudah merupakan hal yang luar biasa, lebih dari cukup. Nggak perlulah pacaran. Belum perlu, lebih tepatnya. Berteman aja masih labil, gimana kalau pacaran?

Waktu SMP, gue adalah tipe anak yang masih tercengang-cengang melihat cewek-cowok gandengan tangan, pelukan... dan ciuman di kelas. Sekarang, pacaran sepertinya jadi kebutuhan ya? Kayaknya kalau di status Facebook, statusnya in relationship, ada suatu kebanggaan tersendiri. 

Bicara soal Facebook, gue juga sering tercengang sendiri saat melihat anak-anak SMP update status, "Seminggu jomblo bosen deh. Pengin cari pacar lagi ahh...". Wow, apakah segampang itu mereka dapat pacar baru setelah yang lama putus? Ini pacarannya sama manusia atau sama kucing? Apa sebegitu krisisnya keadaan diri kita kalau nggak punya pacar lebih dari seminggu? Berhubung gue nggak punya pengalaman pacaran, jadi gue nggak paham seberapa krisis hidup kita tanpa pacar.

Selain pacaran, anak-anak SMP pun juga udah nggak asing dengan yang namanya kontak fisik, dan dalam pacaran, minimal harus ada cium pipi kanan dan kiri, lalu.... (isi sendiri). Saking kebablasannya, sekarang nggak jarang ada berita anak kelas 2 SMP yang umurnya kira-kira 13-14 tahun menghamili teman sekelasnya. 

Umur 13-14 tahun udah hamilin anak orang!! Teman sekelas!? Gimana nasib anak yang dikandungnya itu? Bagaimana orangtua mereka? Lalu, bagaimana dengan dosa? Apakah mereka tidak kepikiran bahwa ada Tuhan yang mengawasi?

Nafsu memang membutakan akal sehat. Meski mereka sudah tahu kalau perbuatan mereka salah, sebagian dari mereka menutup kuping dan telinga (eh... ini sama ya hehe), maksudnya menutup telinga dan hati mereka dan mengikuti nafsu dengan alasan pembuktian cinta. Pembuktian cinta apa? Emang kalau pacaran harus melakukan koneksi tubuh supaya lebih dekat?

Hal seperti ini dianggap sebagai hal yang semakin biasa, bahkan gaya. Semoga gue punya tameng yang kuat untuk bertahan menjaga diri gue sendiri karena sering pada akhirnya yang jadi korban adalah perempuan... 💔

0 komentar:

Post a Comment