Akhirnya saat ini tiba juga. Saat dimana gue selesai mengajar Departemen Linguistik untuk rombongan A dan B Mabit Nurul Fikri 2011. Sejujurnya, ini adalah hari yang gue tunggu-tunggu.
Gue sering mengeluh betapa repotnya menjadi pengajar, terutama pengajar Mabit. Apalagi gue mengemban amanah sebagai Ketua Department Linguistik. Maka beban gue menjadi semakin berat. Setiap selesai mengajar atau sesi Kakak Asuh pun, gue selalu dibebani rasa bersalah. bertanya-tanya, apakah ilmu yang baru gue sampaikan ke mereka sudah cukup jelas? Apakah cara mengajar gue tadi cukup jelas? Ya, perasaan cemas dan takut atas tanggung jawab yang besar karena gue harus mengajarkan sesuatu yang akan membantu mereka dalam mengejar mimpi mereka, yaitu mendapatkan Perguruan Tinggi Negeri yang mereka inginkan.
Yah, meski saat mengajar ataupun sesi Kakak Asuh, gue menjalaninya dengan santai dan menikmatinya dengan sepenuh hati, tapi saat sudah di rumah, atau saat semuanya selesai, gue selalu mengingat lagi apa yang sudah gue coba berikan kepada mereka; Mabiters 2011. Apakah cukup baik? Ataukah hanya membawa mereka pada kesesatan?
Yah, meski saat mengajar ataupun sesi Kakak Asuh, gue menjalaninya dengan santai dan menikmatinya dengan sepenuh hati, tapi saat sudah di rumah, atau saat semuanya selesai, gue selalu mengingat lagi apa yang sudah gue coba berikan kepada mereka; Mabiters 2011. Apakah cukup baik? Ataukah hanya membawa mereka pada kesesatan?
Kelas reguler, sesi Kakak Asuh, dan ujian departemen telah kami lewati. Semua melelahkan, merepotkan, menyusahkan, tapi terasa sangat menyenangkan di saat yang bersamaan. Berinteraksi dengan Mabiters yang umurnya tidak jauh berbeda, mereka yang saat ini sibuk mengejar mimpi mereka, persis seperti gue dulu saat masih menjadi mabiters, memberikan sensasi perasaan yang menyenangkan. Nggak bisa dijelaskan, tapi gue tau ini akan jadi salah satu perasaan yang nggak akan bisa dilupakan seumur hidup.
Gue nggak pernah sekalipun menganggap mereka murid karena gue belum merasa pantas menyebut diri sebagai guru. Gue menganggap mereka sebagai teman dan berinteraksi dengan mereka sebagai teman juga. Selama mengajar di rombongan A dan B yang dipenuhi oleh orang-orang hebat ini, gue sadar gue memiliki sangat banyak kelemahan, terutama dalam hal mengajar. Oleh karena itu, moment Penutupan Departemen Linguistik ini gue gunakan untuk meminta maaf kepada mereka. Mereka adalah orang-orang hebat yang memiliki analisis tinggi dan kritik mereka sangat membangun. Gue merasa tertampar, tapi sekaligus tersemangati. Gue dan para pengajar Linguistik meminta maaf kepada kalian para mabiters rombongan A dan B atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan kami. Gue juga berterimakasih banget atas kritik dan saran kalian, dan keterbukaan kalian serta keramahan kalian selama ini. Kalian bahkan masih menyempatkan diri untuk membuat hadiah untuk Departemen Linguistik.
Sumpah, speechless karena baru kali itu gue merasa amat sangat dihargai, padahal banyak kesalahan yang telah kita perbuat. Makasih banyak ya, Aroma dan Rombeng. Bismillah, Insha Allah kalian diterima di PTN yang kalian impikan. ❤
Bersama Pengajar |
Kenang-kenangan dari Mabiters Romb. A dan B :) |
2 komentar:
Assala:mu'alaikum.
Ma'af, kamu dosen di FIB UI ya? Dari jurusan bahasa apa?
Hebat, masih muda tapi sudah menjadi ketua departemen linguistik.
Salam...:)
Waalaikumsalam...
Wah, bukan bukan. Saya cuma mahasiswa semester 1 di UIN Jakarta jurusan Jurnalistik. Kepala departemen Linguistik itu, untuk lebih jelasnya silahkan baca di postingan saya di :
http://denisaroseno.blogspot.com/2010/11/day-25-mabit-nurul-fikri.html
Disitu dijelaskan mengenai kurang lebih posisi saya sbg kepala departemen disini. :)
Post a Comment